Jakarta (ANTARA News) – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut KH Hasyim Muzadi merupakan salah satu sosok yang berpendirian teguh dan mempunyai hubungan erat dengan para ulama di dunia.
Ditemui seusai rapat Reforestasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kantor Wakil Presiden, Kalla mengatakan bahwa dirinya dan pemerintah menyampaikan bela sungkawa atas berpulangnya salah satu tokoh ulama di Indonesia tersebut.
“Pemerintah dan saya pribadi ingin menyapaikan bela sungkawa atas berpulangnya ke rahmatullah Almarhum Hasyim Muzadi. Beliau, kita tahu semua, merupakan orang yang berpendirian teguh namun moderat dan mempunyai suatu hubungan yang sangat erat dengan para ulama dunia,” kata Kalla, di Jakarta, Kamis.
Kalla menambahkan, Indonesia kehilangan tokoh atau seorang ulama yang menjadi tempat bertanya. Selain itu, di dalam negeri, Hasyim Muzadi merupakan salah satu ulama yang dihormati dan merupakan seorang inisiator yang baik dan ikhlas.
Baca juga: (Mensos: Hasyim Muzadi berpesan bangun persaudaraan dan harmoni)
Kalla sudah menyempatkan diri untuk membesuk Almarhum pada Januari lalu. Saat itu, kondisi Hasyim sudah mulai membaik, namun kondisinya tidak stabil hingga akhirnya wafat pada hari ini.
“Beliau itu mempunyai suatu kelebihan, seorang ulama yang dikatakan muda, mengunjungi orang-orang, bergerak dan sebagainya,” ujar Kalla.
Menurut Kalla, para generasi muda Nahdlatul Ulama bisa belajar banyak dari sosok Hasyim Muzadi seperti soal pendalaman keilmuan dan mampu diterima oleh berbagai macam pihak baik para ulama di dalam negeri maupun internasional.
Baca juga: (PBNU: KH Hasyim sosok luwes dalam pergaulan)
“Pertama soal pendalaman keilmuan. Tapi yang paling penting untuk saya beliau itu mudah diterima oleh semua pihak,” kata Kalla.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi tutup usia Kamis pagi pukul 06.15 WIB di Malang, Jawa Timur. Jenazah akan dimakamkan di Pesantren Al Hikam, Depok.
Kyai Haji Ahmad Hasyim Muzadi lahir di Bangilan, Tuban, 8 Agustus 1944. Dia adalah salah satu tokoh dan intelektual Islam utama Indonesia yang pernah menjabat ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2017