in

Warga 4 Jorong Masih Dicekam Ketakutan

Galodo Rusak 138 Rumah dan 30 Ha Sawah, Sejumlah Fasilitas Umum Terganggu

Galodo (banjir bandang) yang melanda empat jorong di Kenagarian Pakan Rabaa Tengah, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Kabupaten Solok Selatan (Solsel), Kamis malam (14/9), menyisakan duka mendalam bagi warga setempat. Luapan Batang Lolo itu membuat 138 rumah dan 30 hektare sawah, serta fasilitas umum rusak. 

Sampai kemarin (15/9), ratusan warga yang mendiami keempat jorong masing-masing Jorong Bancah Anak Lolo, Batang Lolo Batu Kalambai, Batang Lolo Sungai Rambutan dan Batang Lolo Atas, masih dihantui ketakutan. Mereka masih trauma terhadap kejadian kemarin malam yang datang secara tiba-tiba.  
  
”Tidak ada tanda-tanda sebelum banjir terjadi. Tak ada hujan, namun tiba-tiba saja air sudah meluap dan memporak-porandakan seisi kampung,” kata salah seorang korban, Mulyati, warga Batang Lolo yang sekitar 1 hektare sawah yang baru ditanaminya rata dihantam galodo.

Meski masih diliputi ketakutan munculnya banjir susulan, kemarin (15/9), sebagian warga sudah mulai berkemas. Terutama, membersihkan rumah mereka yang terkena imbas galodo. Dua alat berat loader, 1 unit grader dan 1 unit ekskavator, juga dikerahkan membersihkan jalan yang tertimbun lumpur dan kayu.

Data sementara, sedikitnya 138 unit rumah terdampak galodo. Rinciannya, 42 rumah rusak berat, 6 rumah rusak sedang dan 90 rumah rusak ringan. Dampak paling parah terlihat di Jorong Bancah Anak Lolo. Tercatat,  sebanyak 12 rumah rusak berat, 6 rumah rusak sedang dan 28 rumah rusak ringan.

Di Jorong Batu Kulambai terdapat 19 rumah rusak berat dan 13 rumah rusak ringan. ”Untuk Jorong Batang Lolo Atas, sebanyak 11 rumah rusak berat dan 48 rumah rusak ringan. Sedangkan di Jorong Batang Lolo, terdapat 1 rumah rusak ringan. Sejauh ini, total korban yang sudah didata mencapai 571 jiwa,” kata Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa/Nagari Solsel, Hapison.

Selain rumah, galodo juga merusak areal pertanian warga. Total ada 30 hektare sawah warga tertimbun material lumpur dan kayu. Kondisi lahan yang terdampak galodo , mulai dari lahan kosong, baru ditanami hingga lahan menunggu panen. ”Lahan-lahan itu terdapat di tiga jorong, yaitu Jorong Lolo Atas terdampak 25 hektare sawah, Jorong Batu Kulambai 3 hektare dan Jorong Bancah Anak Lolo 2 hektare,” jelas Kepala Dinas Pertanian Solsel, Tri Handoyo Gunardi.

Tidak hanya sawah, satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Jorong Batang Lolo Atas, lenyap dibawa arus sungai. Turbin dan pembangkit PLTMH hilang dan tinggal menyisakan lantai bangunannya saja. Akibatnya, ada sekitar 70 rumah tak bisa menikmati akses listrik. Selama ini mereka bergantung pada penerangan PLTMH tersebut. 

”Dari dua jorong masing-masing Jorong Batang Lolo Atas dan Jorong Sungai Rambutan, diperkirakan PLTMH itu menghasilkan daya sekitar 4-5 Megawatt (MW). Dengan terbawa arus satu unit PLTMH itu, berakibat pada akses listrik warga sekitar,” kata Wali Nagari Pakan Rabaa Tengah, Zulfikar Erawati. 

Kelompok rentan terdampak tercatat sebanyak 17 jiwa lansia, 25 balita dan 1 jiwa disabel. Hingga kini, Pemko Solsel masih mengumpulkan data akurat terkait kerusakan yang diakibatkan banjir itu, termasuk kerugian materilnya.

Masa Tanggap Darurat 7 Hari

Menyikapi dampak galodo itu, Bupati Solsel Muzni Zakaria menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari terhitung mulai Jumat (15/9). Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solsel, Editorial menyebutkan, pihaknya menyalurkan bantuan makanan pagi dan siang kemarin. 

”Sorenya kita mendistribusikan selimut, tikar dan pakaian termasuk mendirikan dapur umum di Kantor Camat KPGD. Pemda Solsel sudah mengajukan bantuan beras ke Bulog Padang dan sedang dalam proses pengiriman sebanyak 1,2 ton beras,” katanya.

Pemkab, juga sudah menyalurkan bantuan air bersih melalui PDAM setempat. Petugas dikerahkan untuk membantu warga membersihkan rumah yang terendam lumpur. ”Air bersih sudah disalurkan oleh PDAM dan posko kesehatan telah didirikan di lokasi banjir. Lalu, jajaran Kementerian Sosial kini juga dalam perjalanan menuju Solsel untuk meninjau korban banjir,” tukasnya.

Kerusakan lain akibat banjir, katanya, irigasi sebanyak 5 unit tertimbun, jembatan, sarana air bersih PDAM 2 unit dengan kerusakan intake di hulu Batang Lolo. Sehingga, air mati total dan  tak mengalir ke bak IPA. Kemudian, jalan kabupaten tertimbun sepanjang 2.000 meter dan jalan nasional sepanjang 500 meter. ”Sejumlah titik jalan di sepanjang aliran Batang Lolo juga ada yang terban akibat tergerus air,” sebutnya. 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, hujan deras yang turun menyebabkan banjir bandang di 4 jorong di Solsel, Kamis malam (14/9) pukul 20.30. Banjir bandang disertai lumpur, kayu dan batu menerjang permukiman dan lahan pertanian. Saat kejadian, rumah masyarakat dipenuhi air dan lumpur hingga mencapai ketinggian 75 cm. Sebanyak 42 kepala keluarga mengungsi ke rumah saudaranya. Evakuasi warga dilakukan saat banjir bandang. 

”Bupati Solsel telah menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari. Posko tanggap darurat dan dapur umum sudah didirikan. Bantuan makanan siap saji telah disalurkan kepada warga sebanyak 534 bungkus. BPBD juga telah menyalurkan selimut kepada korban,” kata Sutopo.

Menurutnya, saat ini banjir bandang sudah surut dan menyisakan lumpur. Alat berat dibutuhkan untuk membersihkan lumpur, dan membuka akses jalan yang tertutup material. Selain itu, juga peralatan mesin pemotong kayu. ”Kebutuhan mendesak saat ini adalah makanan siap saji, air bersih, pakaian, alat-alat kebersihan, tenaga relawan membantu membersihkan lingkungan dan sanitasi,” ungkapnya. (*) 

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Sebelum Saksikan Slank di Atambua, Tengok Pantai Pasir Putih Atapupu

Targetkan 140 Ribu Sertifikat Diserahkan Ke Masyarakat Kalsel Tahun Ini