PADEK.CO–West Sumatera Performing Art Market (WSPAM) digelar 21-23 September 2023 di Sanggar Tari Nan Jombang, Gunung Sarik, Kecamatan Kuranji, Padang. Pasar pertunjukan seni ini hasil kolaborasi Sanggar Tari Nan Jombang dengan Dinas Pariwisata Sumbar dan anggota DPRD Sumbar Eviyandry Rajo Budiman.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda didampingi Direktur WSPAM dan pemilik Sanggar Tari Nan Jombang, Ery Mefry, mengatakan bahwa WSPAM merupakan inovasi yang memberi ruang pada seniman untuk mengekspresikan diri di hadapan kurator dan buyers dari luar negeri.
“Di WSPAM kita mendatangkan buyers dari luar negeri untuk menyaksikan kreasi seniman Sumbar. Buyers inilah yang akan membawa kelompok seni Sumbar untuk tampil di negara mereka,” ujar Luhur.
Ery Mefry menjelaskan bahwa ide penyelenggaraan WSPAM diawali dari iven Kementerian Pariwisata tahun 2018/2019 lalu di Bali. Iven yang dinamai Indonesian Performing Art Market (IPAM) mengundang penonton dari berbagai negara.
“Saat itu Kementerian Pariwisata mengundang buyers dari 32 negara. Mereka inilah yang menonton pertunjukan. Namun, sudah 6 kali Iven itu, yang diundang tampil ke berbagai negara hanya Sanggar Tari Nan Jombang,” ujar Ery Mefry.
Berangkat dari pengalaman itu, lanjut Ery Mefry, muncul keinginan untuk menggelar iven serupa di Sumbar. Tahun 2022 lalu ada buyers dari 8 negara yang hadir menyaksikan WSPAM pertama.
“Nan Jombang sangat gembira dan bahagia, untuk kegiatan WSPAM 2023 ini tidak saja didukung oleh Dinas Pariwisata Sumbar, tapi juga lewat Pokir Anggota DPRD Sumbar, Eviyandri Rajo Budiman. Makasih Pak Evi,” ujar sang maestro koreografer ini.
Khusus gelaran WSPAM kedua ini, lanjut Ery Mefry, ada 8 sanggar dan kelompok seni yang akan menampilkan karya seni tradisi (Sanggar Singo Barantai), seni kontemporer (Fiza Teater Company), musik, teater (Teater Size Taman Budaya Padang), dan performing art oleh Wendy HS dari ISI Padangpanjang, termasuk penampilan dari Nan Jombang.
“Pertunjukan kesenian inilah yang akan ditonton oleh Buyers dari Thailand, Singapura, Eropa, termasuk beberapa buyers dari Indonesia. Nantinya, para buyers akan berkomunikasi langsung dengan sanggar yang diminatinya. Kita hanya memfasilitasi pertunjukannya,” tambah Angga Djamar, koreografer sekaligus Pimpro Sanggar Tari Nan Jombang.
Sukses WSPAM, tambah Angga, tidak bisa dilihat seketika atau sehabis kegiatan. Para buyers yang telah melihat pertunjukan ini, sewaktu-waktu bisa saja menghubungi pihak sanggar bila dibutuhkan, atau ada iven tertentu di negaranya, dan itu bisa berjalan cukup panjang.
“Karena itu, pada 22 September 2023, ada internal meeting antara buyers dengan pemilik atau pimpinan sanggar. Di sini, mereka berkomunikasi membicarakan project ke depannya. Jadi WSPAM dampaknya cukup panjang tapi setidaknya para buyers sudah mengenal kesenian kita di sini,” ujar Angga.
Anggota Fraksi Gerindra DPRD Sumbar, Eviyandry Rajo Budiman menyampaikan bahwa support terhadap kegiatan-kegiatan seni bukanlah hal baru.
“Tahun ini ada 2 kegiatan kesenian yang kami support. Selain WSPAM, nanti pada November 2023 ada Festival Kesenian Tradisi yang digelar outdoor,” ujar Eviyandry.
Terakhir Ery Mefry menegaskan tidak semua kelompok seni atau sanggar mendapat kesempatan untuk menampilkan karyanya di WSPAM. WSPAM memberi ruang pada seniman yang konsisten dengan proses berkesenian. Sehingga bisa muncul ke permukaan dan bisa dilirik oleh buyers mancanegara.
“Terhadap sanggar atau kelompok seni yang dipilih, kriterianya cuma satu, proses. Hanya bagi yang konsisten berproses kesenian yang dapat peluang untuk tampil di WSPAM. Tidak sanggar yang hanya latihan dalam rangka festival atau ada undangan saja,” tutup Ery Mefry. (*)