AGAM, METRO–Ketua DPRD Agam 2004-2009 Yandril SSos angkat bicara soal kepemimpinan H Mahyeldi Ansharullah SP Dt Marajo. Meski awalnya dia tidak berniat akan berkomentar soal janji Mahyeldi sampai akhir tetap jadi Wali Kota Padang. Karena para penyoal terkesan memaksakan diri dengan satu ucapan itu. Tapi tidak pernah secara komprehensif menyigi sosok Mahyeldi. Apalagi Mahyeldi sudah berkiprah panjang di Sumatra Barat.
“Saya tidak menyebut ada kepentingan politik di balik itu. Rasanya teramat kasar menuding para pengamat atau pribadi yang mempertanyakan janji Mahyeldi, dengan ungkapan kepentingan politik. Lebih tepatnya mempertanyakan janji yang sudah dibuat. Mempertanyakan ini bisa bermakna mengingatkan. Mengingatkan lebih kepada kecintaan pada Mahyeldi agar jangan lupa dengan janji,” kata politisi PKS ini.
Dia mengaku tidak menyalahkan sosok yang mengingatkan. Dan dia pun tidak dalam tataran menagih janji. Tapi dia ingin memproporsionalkan suatu realita agar ada kejernihan dalam berpikir dan menilai sosok Mahyeldi. Sehingga tidak terperangkap dengan cara berpikir sempit dan latah. Sehingga perangkap berpikir itu tidak melahirkan sikap yang bijak dan santun.
Mahyeldi sosok yang cukup lama di panggung politik Sumatra Barat. Sejak tahun 1999, Mahyeldi sudah jadi pengurus DPW PK (Partai Keadilan) dan tahun 2003/2004 sudah menjadi ketua DPW PKS Sumatra Barat dan selanjutnya. Terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi dan sekaligus diamanahkan jadi wakil Ketua DPRD Sumbar.
“Selanjutnya dicalonkan dan terpilih menjadi wakil Wali Kota Padang 2008. Selanjutnya dipercaya rakyat kota Padang jadi wali kota Padang. Lalu ikut lagi pemilihan Wali Kota untuk periode kedua. Kembali rakyat memberikan mandatnya untuk Mahyeldi. Bahkan tidak tanggung-tanggung dengan tingkat kepercayaan diatas 60% suara,” kata mantan dosen STKIP Perintis Padang ini.
Artinya, sebutnya, Mahyeldi cukup sukses memimpin Kota Padang dua periode. Dan ‘tangan dingin’ kepemimpinan Mahyeldi jadi buah bibir rakyat Sumbar. Pantai Padang jadi ramai dikunjungi wisatawan, padahal sebelumnya tidak dilirik sedikitpun oleh rakyat. Identik dengan kumuh, liar, tidak terkelola, tidak tertata. Semua berubah total.
Pasar Raya yang tidak terbenahi pascagempa 2009, sebutnya, di bawah komando Mahyeldi berubah total. Begitu juga pasar satelit seperti Pasar Lubuak Buayo, Siteba, Banda Buek. Sektor ekonomi bergerak. Jalan Bypass yang tidak tembus jalur dua. Di era kepemimpinan Mahyeldi yang ramah dengan senyumnya yang khas, bisa menuntaskan problem yang menyesak di dada warga Padang.
“Diakui masih banyak yang perlu dituntaskan Mahyeldi. Namun hal-hal strategis telah diurus Mahyeldi dengan penuh kesungguhan.
Kepemimpinan Mahyeldi telah terbukti di hadapan kita. Bukan pepesan kosong,” tegasnya.
Lalu, katanya, keberhasilan kepemimpinan Mahyeldi lima tahun di Padang. Oleh PKS. Partai yang mengkader Mahyeldi menjadi pemimpin dilirik untuk melanjutkan kepemimpinan Gubernur Irwan Prayitno di tingkat Sumbar. Tentu PKS sudah menimbang dengan matang kenapa Mahyeldi yang diusung. Yang pasti adalah keberhasilan Mahyeldi memimpin Padang dan punya tren yang baik.
“PKS memandang lebih besar maslahat untuk rakyat kalau Mahyeldi di angkat untuk memimpin Sumbar. Saya juga berkeyakinan banyak orang punya harapan yang sama. Sumbar menunggu tangan dingin kepemimpinan Mahyeldi seperti di Padang. Kalau demikian halnya, apakah kita masih menyoal janji Mahyeldi dengan tajam. Padahal ada maslahat yang lebih besar untuk rakyat di Sumbar,” kata Wakil Ketua DPRD Agam 2009-2014.
Apalagi, sebutnya, sampai ke tingkat Mahyeldi dituduh pemimpin tidak amanah, bohong, haus kuasa. Melihat kiprah Mahyeldi selama ini sangat jauh Mahyeldi dari segala tuduhan itu. Entah kalau Mahyeldi baru muncul di pentas politik.
Jadi, katanya, belum bisa dinilai kiprahnya. Mahyeldi kalau ‘ibarat barang’. ‘Jaleh’ dan terang benderang sosoknya. Tidak ada yang tersembunyi dari kiprah politik, kepribadian, dan karakternya. Teramat naif kalau masih ada yang mencurigai Mahyeldi dengan segala tuduhan. Sementara Mahyeldi bukan barang baru. Stok lama balantika perpolitikan Sumbar.
“Periksa kiprah politik Mahyeldi, atau tarik lagi ke belakang siapa Mahyeldi di saat masih kuliah di Fakultas Pertanian Unand atau saat di SMA 1 Bukittinggi. Apakah track record-nya membuat kita tidak percaya untuk menitip amanah kepadanya, karena dunianya tidak jelas. Mahyeldi dari SMA penggiat Rohis (Rohani Islam). Saat kuliah pun masih menyibukkan diri di masjid kampus, Masjid Al Azhar Air Tawa, dan masjid Nurul Ilmi Limau Manih kampus Unand,” katanya.
Dia menyebut, sulit untuk mencari atau menemukan stempel bahwa Mahyeldi tidak amanah dalam memimpin. Berhentilah menyoal kesalahan kecil sehingga terabaikan kebaikan yang besar. Padahal kita butuh pemimpin Sumbar yang sudah teruji.
“Orang Minang sangatlah arif dan bijaksana menempatkan prioritas sesuatu. Kita sedang mencari yang terbaik untuk memimpin ranah Minang. Lalu janganlah diracuni dengan pemikiran yang membesar-besar kan sesuatu sehingga sampai menutupi kebaikan yang banyak pada diri seseorang. Wallahu a’lam,” katanya. (uki)