in

Cinta yang Tak Kupahami

Apa sih cinta itu? Seperti apa perasaan itu? Apakah cinta membahagiakan atau justru menyakitkan? Ada banyak pertanyaan dipikiranku tentang sebuah rasa bernama cinta.

Kata ibu, di usiaku yang masih belasan ini, aku tak perlu mengenal spesial seorang laki-laki. Meski teman-temanku sering bercerita seperti apa asyiknya kencan malam minggunya sewaktu kami berdiri saat upacara. Berbisik dan tersenyum bangga ketika seorang laki-laki yang ia sebut pacarnya melirik ke arahnya.

Sementara aku? Aku sama sekali tidak tahu cinta itu jenis perasaan seperti apa. Selama ini lebih banyak kuhabiskan waktu bersama teman perempuanku yang juga punya pemikiran yang sama, bahwa kami masih terlalu muda untuk mengerti sebuah rasa yang katanya membuat bahagia.

Kusibukkan diri dengan berbagai hal yang menurutku menyenangkan untuk dilakukan. Di tengah segala angan dan mimpiku tentang hobi yang masih saja kugeluti, menghabiskan waktu di perpustakaan kota untuk memuaskan hasrat membaca, dan berkutat dengan pertanyaan-pertanyaan lain yang ada di kepala, cinta untuk sementara terlupakan sebagai pertanyaan tanpa jawaban.

Sampai suatu hari aku tak sengaja melihatmu, ketika tatapan mata kita tak sengaja bertemu. Kamu, entah kenapa mengusik dasar hatiku, membuat mataku ingin memperhatikanmu. Kamu mengubah duniaku, hari-hari yang kujalani dengan ringan melangkahkan kaki setiap pagi menuju gerbang sekolah berubah menjadi dentuman debar-debar dan pertanyaan.

“Apakah kita akan kembali dipertemukan? Entah kapan, saat pagi ketika memasuki gerbang, bel istirahat, atau saat pulang?”

Senyumanmu adalah yang pertama kali membiusku, ketika kamu berdiri di ambang pintu kelasmu. Aku yang secara tak sengaja melihatmu merasakan degup yang berbeda untuk pertama kalinya. Inikah cinta yang kata orang adalah rasa istimewa?

Entah kenapa aku yang tersipu malu, padahal kamu sedang berbicara dengan temanku. Dari temanku lah aku tahu segala tentangmu, meski aku hanya selintas saja bertanya tentangmu. Tak mau orang lain curiga atas rasa yang aku sendiri tak tahu bagaimana mengartikannya.

Baca Juga: Aku Tidak Akan Kembali Menerimamu, Bahkan Jika Hatiku Masih Mencintaimu

Selebihnya aku hanya mengamatimu, di tempat yang tak seorang pun tahu bahwa aku sedang memperhatikanmu. Dari jendela di kelasku ketika kamu melewatinya, dari balik buku yang sedang kubaca saat kamu mengunjungi kelasku untuk menemui temanmu, dari tempat duduk favoritku di perpustakaan yang menghadap langsung ke arah lapangan_ lewat kaca jendela aku dapat melihatmu yang bersemangat menggiring bola. Ya, semua itu sudah cukup membuatku tersenyum mengikuti senyumanmu.

Aku tak tahu, sampai kapan aku akan menjadi seseorang yang hanya bisa memandangmu di kejauhan? Entah kapan akhirnya aku bisa menatapmu dengan berani, bukan dengan menjadi seseorang yang merunduk menatap ujung sepatu ketika kamu menoleh padaku. Rasanya aku tak mungkin untuk mengaku pada perasaan ini. Bukan hanya padamu, tapi aku bahkan tak berani mengakui pada diriku sendiri bahwa aku telah jatuh hati.

What do you think?

Written by virgo

Bukan Aku Tak Cemburu Melihatmu Dengannya…..Tapi Hati Ini Terlalu Sakit Untuk Mengungkapkannya

“Kemenhub Akan Pidanakan Pemilik Bus Kitrans yang Ilegal”