in

Edy Rahmayadi Berhasil Bangun Kepercayaan Parpol

* Konstelasi Politik Semakin Menarik

MEDAN ( Berita ) : Konstalasi politik jelang Pemilihan Gubernur Sumut (Pilgubsu) semakin menarik untuk disimak, pasca mundurnya Ketua DPD Partai Golkar Sumut,Ngogesa Sitepu dari pencalonan wakil gubernur dan berlabuhnya PKS dan Gerindra ke kubu Edy Rahmayadi.

“Kondisi ini semakin menunjukkan atmosfer politik jelang Pilgubsu menarik untuk dicermati, Tidak salah jika muncul banyak pendapat tentang hal tersebut,” kata pengamat sosial politik Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU),Dr. Ansari Yamamah.

Berbicara kepada Wartawan ,Senin (20/11), Dr. Ansari Yamamah mengatakan, semakin mendekati Pilgubsu, semakin ramai bermunculan ragam pendapat memprediksi konstelasi yang bakal terjadi.  Apalagi,Pilkada serentak 2018 ini akan menentukan peta politik  pada Pemilu 2019.  “ Hal ini tentu memicu iklim politik semakin dinamis ditingkatan daerah yang menggelar Pilkada serentak,” sebutnya.

Kata Ansari, dari sekian banyak Pilkada serentak,  Pilgubsu salah satu yang menyita  perhatian publik. Sebab, pergerakan konstelasi politiknya sangat dinamis.  Di satu sisi, masing-masing figur yang merupakan putra-putra terbaik daerah ini gencar memperkenalkan diri sebagai kontestan Pilgubsu.

Sebut saja diantaranyan, Pangkostrad Edy Rahmayadi, Bupati Simalungun JR Saragih,dan Petahana T.Erry Nuradi. Disisi lain, persoalan ‘perahu’ masih menjadi tantangan bagi sebagian kontestan, sebab syarat 20 kursi di parlemen belum final diperoleh.

“Melihat peta politik hari ini,posisi Edy Rahmayadi, sediki di atas angin setelah mendapatkan dukungan dari PKS dan Gerindra serta PAN. Sedangkan T. Erry Nuradi, harus membangun komunikasi politik secara intens, pasca pengunduran diri Ngogesa dari pecalonan wakil gubernur. Posisi JR. Saragih juga masih teka-teki,’’ katanya.

Menurut Ansari, seandainya Partai Golkar dan PDIP berkoalisi dan mengusung calon di luar nama-nama di atas, maka posisi petahana atau JR Saragih kian sulit untuk memenuhi kuota 20 kursi. ‘’Kondisi ini memberikan gambaran kepada publik, jika perhelatan politik pada Juni 2018, akan berlangsung seru,’’ sebutnya.

Suguhan menarik Bagi Ansari Yamamah, Pilgubsu  kali ini akan jadi suguhan politik menarik. Apalagi,  sang petahana tengah berjuang keras untuk mendapatkan perahu untuk  berlayar. Jika kubu Erry Nuradi, gagal mendapatkan dukungan dari Golkar dan PDIP,tentu akan sangat sulit baginya sebagai incumbent ini untuk maju lagi.

Oleh karena itu, menurut Ansari, langka politik yang harus diambil oleh Erry Nuradi,adalah  terus melakukan komunikasi politik dengan partai-partai yang belum final menentukan sikap siapa yang akan dicalonkan pada Pilgubsu mendatang.   Terlebih terhadap Partai Demokrat, yang juga memiliki posisi yang tidak jauh berbeda dengannya.

Sementara itu,  posisi Edy Rahmayadi, untuk maju semakin  menguat setelah mendapat dukungan PAN, PKS, dan Gerindra.  Bahkan, belakangan,santer terdengar  Edy,  bakal didukung Partai Hanura.

Menyikapi  mengalirnya dukungan Parpol untuk Edy Rahmayadi,  Ansari Yamamah, menilai lobi politik yang dilakukan kubu Edy Rahmayadi ,terbilang berhasil membangun kepercayaan Parpol. ”Publik bisa melihat buktinya dengan dukungan dari Parpol,” ungkapnya Tak kalah penting menurut Ansari, Parpol harus segera mengumumkan nama calon yang diusung pada Pilgubsu 2018.

Jangan membuat masyarakat menunggu-nunggu, agar masyarakat  sejak dini bisa mengetahui dan memahami rekam jejak para calon. Begitu juga dengan program dan visi-misi kontestan membangun Sumut lima tahun kedepan. “Artinya jangan mengiring masyarakat memilih calon seperti memilih kucing dalam karung,”katanya.  (WSP/m49/I)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Kasus Setnov Puncak Hancurnya Lembaga DPR

Tidak Ada Pungutan Lain, Presiden Jokowi: Semua WNI di Malaysia Harus Punya Paspor