in

Festival Ekonomi dan Budaya Serumpun

Pada 3-5 Desember 2016 lalu di Padang diselenggarakan Festival Ekonomi dan Budaya Antarbangsa. Acara ini mempertemukan dua bangsa serumpun: Indonesia dan Malaysia. Penggagas acara ini adalah Malindo Business Cultural Center (MBCC) Asia. Dari pihak penyelenggara, mereka membawa 200 orang pengusaha/investor dan 35 produk yang dipamerkan di ajang festival tersebut.

MBCC Asia ini menargetkan peluang transaksi sebesar lebih kurang 10 miliar dolar AS. Hal ini didasari masih rendahnya transaksi perdagangan antar kedua negara. Pada tahun 2015, transaksi yang terjadi baru sebesar 19 miliar dolar AS. Sedangkan target untuk tahun 2016 adalah 30 miliar dolar AS.

Kegiatan ini sangat positif. Pengusaha dan investor yang datang dari Malaysia diberikan informasi tentang potensi berbagai daerah. Peluang kerja sama banyak tercipta. Pelaku usaha di daerah (Indonesia) pun bisa memanfaatkan kedatangan rombongan dari Malaysia ini untuk memperkenalkan produk mereka.

Beberapa kisah keberhasilan dari kerja sama bangsa serumpun ini sudah mulai bermunculan satu per satu. Pertanda adanya manfaat positif dari kegiatan ini.
Tidak dipungkiri bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang dipatok oleh pemerintah pusat pada tahun 2016 di kisaran angka 5 persen, pemerintah daerah diharuskan aktif mencari sumber-sumber pendanaan pembangunan di daerahnya. Dan, salah satu sumber yang nampak itu adalah investasi.

Sumbar membutuhkan investasi agar pembangunan bisa lebih ditingkatkan, di mana tujuan akhirnya adalah terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Para investor dan pengusaha yang berasal dari Malaysia ini yang tak lain masih serumpun, sesungguhnya bisa lebih mudah beradaptasi dan memahami investasi di bidang mana saja yang cocok untuk dijalani.

Selain karena faktor budaya, umumnya juga karena faktor seagama, sehingga lebih mudah melakukan komunikasi dan penjajakan investasi maupun perdagangan. Karena, sudah mengetahui rambu-rambu di masyarakat terkait masalah agama dan hubungannya dengan investasi dan perdagangan. Namun, bukan berarti jika ada yang berbeda agama akan lebih susah. Tetap mudah karena adanya kesamaan budaya sehingga komunikasi dua arah berjalan baik.

Kendala budaya dan agama sesungguhnya sudah bisa diatasi dengan adanya investor dan pengusaha dari Malaysia ini. Sehingga akan lebih memudahkan penjajakan antara dua pihak, yaitu Malaysia dan Indonesia. Jika pihak Malaysia menjajaki peluang investasi di Sumbar dan Indonesia, maka pihak Sumbar menjajaki peluang perdagangan yang bisa dipasarkan di Malaysia. Kerja sama saling menguntungkan ini, insya Allah akan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Sumbar.

Di sisi lain, kerja sama serumpun ini juga turut mempererat rasa persaudaraan antar dua negara. Tidak dipungkiri beberapa waktu lalu sempat terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan rakyat dua negara ini mengutarakan saling ketidaksukaannya di media sosial. Hal ini memang dilatarbelakangi informasi yang masih sedikit tentang Malaysia.

Bagi kita orang Minang, sedikit banyaknya sudah mengetahui bahwa sebagian dari nenek moyang warga Malaysia saat ini berasal dari Ranah Minang. Sehingga, banyak wisatawan dari Malaysia yang berkunjung ke Sumbar karena kecintaan mereka terhadap asal usul nenek moyang mereka.

Maka tidak heran jika ada orang Malaysia yang menganggap rendang adalah masakan asli mereka, karena nenek moyangnya yang orang Minang mampu membuat rendang. Bahkan, penggunaan kata “surau” sebagai tempat shalat bisa dilihat di berbagai tempat pelayanan publik di Malaysia.

Kembali kepada kegiatan MBCC Asia, saya memberikan apresiasi atas iven yang diselenggarakan MBCC Asia di Padang. Semoga iven seperti ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para kepala daerah di Sumbar dan juga oleh para pelaku usaha di Sumbar. Kerja sama yang baik dengan bangsa serumpun ini saya harapkan juga akan semakin menguatkan hubungan ekonomi dua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia.

Di tengah kondisi ekonomi global yang penuh dinamika, kerja sama bangsa serumpun ini sangat memberikan manfaat positif, terutama kepada kedua bangsa dan juga kepada negara-negara ASEAN.

Festival yang juga mempertunjukkan seni dan budaya serumpun ini juga semoga menjadi jembatan kebudayaan antarbangsa untuk saling memahami satu sama lain.

Kegiatan yang merupakan kali ketiga ini semoga semakin berdampak positif terhadap kedua pihak. Jalinan silaturahmi antar kedua pihak semoga semakin kokoh. Sehingga tidak hanya urusan bisnis yang saling menguntungkan, tali persaudaraan pun bisa makin dikuatkan dengan adanya festival ini. Seperti yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, persaudaraan (silaturahmi) insya Allah akan membuka pintu rezeki. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Tiba di Bangkok, Timnas Langsung Latihan

Makar Mengalami Pergeseran Makna, MK Digugat