in

Ketum Lasmura: MK Gagal Jadi Lembaga Pengawal Konstitusi

Ketua Umum Lasmura, Dr M Guntur (kiri ( Ist)

Ketua Umum Lasmura, Dr M Guntur (kiri ( Ist)&

JAKARTA,(Berita) Mafia pengadilan diduga semakin menjadi-jadi dan bebas berkeliaran di Mahkamah Konstitusi (MK).

Jika hal ini tidak dibenahi maka marwah MK akan hancur dan kepercayaan publik terhadap lembaga terakhir tumpuan keadilan itu akan hancur.

Ketua Umum Laskar Muda Hanura (Lasmura), Dr Muhammad Guntur mengatakan, sejak kasus Akil Mochtar hingga Patrialis Akbar, citra MK sudah rusak.  Ketua MK, Arief Hidayat gagal menjalankan fungsi pengawasan di internal MK khususnya

terhadap para pegawainya. Arief juga gagal menempatkan MK sebagai penjaga konstitusi dan pendukung agenda antikorupsi.

“Di bawah Arief Hidayat citra MK semakin terpuruk. Apalagi saat ini pimpinan MK terkesan hanya mengorbankan pegawai kecil. Ironisnya lagi, MK seolah-olah cuci tangan bahwa kasus ini hanya tanggung jawab oknum kecil di MK,” kata Guntur dalam telurnya yang diterima Sabtu (25/3) di Jakarta.

Ketua DPP Partai Hanura itu mendesak Ketua MK untuk segera melakukan perombakan total di internal guna memutuskan mata rantai mafia.

Guntur juga mengingatkan untuk tidak menyalahkan pihak luar terkait kasus pencurian dokumen yang dilakukan para pegawainya.

Sebelumnya, Arief meminta pihak yang berperkara di MK untuk tidak mempengaruhi pemikiran jahat kepada pegawainnya. Lantaran dengan keterpurukan MK saat ini, pihaknya tengah membangun kembali marwah konstitusi.

Pernyataan Ketua MK ini, lanjut Guntur, menciderai lembaga sendiri.

“Bagaimana mungkin pegawai MK yang dibangun dengan SDM bagus dan integritas bisa dengan mudah dipengaruhi orang luar? Ini lucu. Kalau pegawai MK berintegritas, tentu tidak mudah dipengaruhi apalagi digoda uang,” katanya.

Sebagaimana diberitakan, empat pegawai MK diduga mencuri berkas pilkada Kabupaten Dogiyai pada 28 Februari 2017. (aya)
:

What do you think?

Written by virgo

Jokowi Minta Rumah Sakit Dan Puskesmas Layani Pemegang Kartu KIS

Unggah Foto Bareng Ahok, Inul Daratista Hina Ulama