in

Wujudkan Sumsel sebagai Provinsi Pembawa Berkah

Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus berbe­nah. Berbagai program pembangunan terus digenjot agar Sumsel benar-benar men­jadi provinsi yang membawa berkah bagi semuanya. Gu­bernur Sumsel, Herman Daru, bertekad mewujudkan daerah yang dipimpinnya menjadi provinsi yang punya daya sa­ing. Provinsi yang membawa berkah bagi seluruh warganya.

Untuk mengetahui apa saja yang telah dan akan dilakukan jajaran Pemerintah Provinsi Sumsel meningkatkan kualitas warganya, wartawan Koran Jakarta, Agus Supriyatna berkesempatan mewawanca­rai Gubernur Sumsel, Herman Daru, di Jakarta, baru-baru ini. Berikut petikan selengkapnya.

Provinsi Sumsel akan memperingati hari jadinya yang ke-73 pada 15 Mei nanti, harapan Anda sebagai pe­mimpin di Sumsel?

Di usia provinsi ini yang ke-73 tahun, saya berharap semua elemen di Sumsel bisa mewujudkan one visi, one goal menuju Sumsel maju untuk semua serta sejahtera dan berkeadilan. Momen ulang tahun ini wadah kami untuk introspeksi. Sumsel ini kaya sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), tapi mengapa kemiskinan masih tinggi. Inilah tugas kami bersama memerangi kemis­kinan.

Harapan lainnya?

Mari tingkatkan kesejahter­aan hingga tercapai angka kemiskinan satu digit. Dari tahun ke tahun memang telah banyak perubahan yang terjadi dan semua berdampak positif. Saya berharap dan meminta seluruh pegawai di lingkup Pemprov Sumsel lebih baik lagi melayani masyarakat. Ya, harus diakui banyak yang perlu dibenahi. Nah, HUT inilah wahana kami untuk introspeksi.

Ini butuh waktu dan pe­mikiran yang besar sehingga butuh keikhlasan yang besar juga dari kami semua. Mari bersama-sama membangun Sumsel menjadi provinsi yang membanggakan. Bukan seka­dar diakui negara lain, namun yang paling penting adalah pengakuan dari masyarakat Sumsel sendiri.

Apa yang ingin Anda wu­judkan dengan perhatian be­sar pada pendidikan agama?

Keberadaan madrasah, ru­mah tahfidz ini saya harapkan bisa menjadi wadah pencetak anak-anak generasi muda yang soleh, anak-anak yang tahu ilmu agama dan mengerti agama. Mudah-mudahan juga diberikan bekal bagi akhlak mereka se­bagai generasi penerus bangsa.

 Apa yang dipelajari di ru­mah tahfidz?

Ilmu agama dipelajari, tetapi belajar sekolah umum juga tetap. Jangan dilupakan Al Quran. Awali sejak dini membaca Al Quran. Karena bicara soal akhlak itu adalah hal penting yang harus diberi­kan pada anak-anak untuk bekal mereka sebagai generasi muda harapan bangsa. Akhlak penting menjadi bekal bagi anak didik dalam menjalani hubungannya dengan sesama manusia dalam kehidupan.

Program rumah tahfidz Al Quran di Sumsel mungkin bisa dijelaskan?

Begini, membaca Al Quran itu merupakan suatu ke­wajiban. Mendalami dan memahami bacaan Al Quran sudah menjadi keharusan bagi umat Islam. Se­jak saya menjabat, saya sudah mengajak para kepala daerah di Sumsel untuk meng­galakkan rumah tahfidz di desa dan kelurahan. Target­nya satu desa dan kelurahan masing-masing satu rumah tahfidz.

Di Sumsel ada 3.500 desa/kelurahan. Alhamdulillah, jum­lah rumah tahfidz sudah mendekati jumlah tersebut. Saya menyarankan agar PAUD dan TK dengan rumah tahfidz diintegrasikan. Saya ajak para para istri kades dan lurah, istri camat memanfaatkan ladang ibadah yang gampang ini. Se­mua ini juga dalam rangka me­ngurangi buta aksara Al Quran di Sumsel.

Apa harapan Anda dengan rumah tahfidz?

Saya berharap dengan tumbuhnya rumah tahfidz di pelosok desa, buta aksara Al Quran bisa terus dikurangi. Usia bukan ala­san untuk tidak belajar mem­baca Al Quran. Harapannya generasi milenial Sumsel makin banyak yang cinta Al Quran. Kondisi ini harus kita pertahankan. Karena alangkah indahnya jika semua desa di Sumsel memiliki seorang hafidz dan hafidzoh. Kami pertahankan orang-orang yang cinta Al Quran.

Sumsel dikenal sebagai provinsi yang jadi dalam program pendidikan gratis. Bagaimana perkembangan pembangunan pendidikan di Sumsel?

Saya pikir begini, pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Sumsel telah melakukan ber­bagai upaya untuk mempermu­dah pelajar maupun mahasiswa mendapatkan pendidikan di Sumsel. Misalnya dengan me­ngeluarkan kebijakan diskon penggunaan LRT maupun jalan tol. Begitu juga soal masalah kekurangan guru.

Apa solusi dari kekuaran­gan guru?

Saat ini, pemerintah sudah melakukan pengangkatan guru secara bertahap. Hanya saja harus diakui jumlah guru yang pensiun lebih banyak dari yang diangkat. Dulu kan ada pengangkatan guru besar-besaran. Nah, mereka ini sekarang semuanya masuk pensiun, sementara penggan­tinya diangkat secara bertahap. N-3

What do you think?

Written by Julliana Elora

Jalintim di Bayung Lencir dan Sungai Lilin Rusak Parah, Bupati Dodi Reza Surati Kementerian PUPR

Anak Berusia 5 Tahun Ini Dijuluki sebagai Jelmaan Malaikat, Ternyata Begini Alasannya