PADEK.CO– Tingginya angka stunting di Kepulauan Mentawai yang mencapai 1.026 anak diperlukan langkah konkrit. Terutama dalam hal membangun sistem ekonomi yang berbasis ketahanan pangan. Sebab ketergantungan pangan cukup besar, sehingga kepala keluarga kesulitan menafkahi keluarganya.
Hal itu disampaikan Penjabat Bupati Kepulauan Mentawai, Fernando J. Simanjuntak, Kamis (15/6), siang di Aula Bappeda dalam rapat tim percepatan penurunan stunting dan launching bapak asuh anak stunting.
“Saya melihat beberapa akar masalah adalah gagalnya kita membangun sistem ekonomi berbasis ketahanan pangan, dan saya juga melihat ketergantungan pangan cukup besar, sehingga kepala keluarga kesulitan menafkahi keluarganya. Ke depan, ini akan menjadi fokus kita untuk memperbaikinya,” ujarnya.
Dia mengatakan, stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dari anak-anak seusianya.
Kepala BKKBN Perwakilan Sumatera Barat, Fatmawati dalam rapat tim percepatan tersebut, mengatakan perlunya kolaborasi. Kasus stunting merupakan masalah serius bukan hanya secara nasional dan dunia.
“Untuk itu diperlukan peran serta seluruh stake holder terkait untuk memperhatikan dan upaya menekan angka stunting. Kolaborasi seluruh stakeholder terkait menjadi kunci penurunan angka stunting di Kepulauan Mentawai,” pungkasnya.(rif)