PADANG, METRO–Gelombang massa dari Sumbar untuk mendukung aksi demo 2 Desember di Jakarta, terus bertambah. Tercatat, ada 14 ribu warga Sumbar yang ikut aksi 212 itu, terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki T Purnama alias Ahok.
Hingga Senin (28/11), sekitar 5.000 orang dari Sumbar sudah tiba di ibu kota, Jakarta. Sementara, Selasa (29/11) pagi, direncanakan ada sekitar 250 orang yang tergabung dalam Forum Masyarakat Minangkabau akan berangkat ke Jakarta untuk ikut dalam akai damai tersebut.
”Setelah ada koordinasi dengan Kapolres Padang, maka Selasa pagi, sekitar pukul 09.00 akan berangkat ratusan massa lagi ke Jakarta. Massa akan berangkat atau dilepas di Masjid Babussalam, Ulakkarang, Kecamatan Padang Utara,” ungkap Wakil Ketua Forum Masyarakat Minangkabau (FMM) Irfianda Abidin, Senin (28/11).
Gelombang massa ini akan dikawal langsung oleh aparat kepolisian dari Padang hingga ke Jakarta. Ada empat bus yang berangkat, 3 NPM dan 1 bus pariwisata.
”Sebelum berangkat, massa atau sekitar 250 orang anggota Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, melakukan i’tikaf di masjid,” lanjut Irfianda. Ratusan peserta berasal dari berbagai elemen mulai dari Hisbuth Thahir Indonesia Sumbar hingga mahasiswa.
Irfianda Abidin mengungkapkan, sampai saat ini, dari data yang didapatkan dari seluruh Korlap yang berada di setiap kabupaten/kota, ada sekitar 14 ribu masyarakat Sumatera Barat yang akan mengikuti akai damai. Dan, pihaknya memang terkendala mendapatkan akomodasi keberangkatan rombongan yang ikut bela Islam jilid III ini.
”Dari informasi, korlap kesulitan mendapatkan angkutan, namun bagaimanapun kami akan tetap mengupayakan keberangkatan dalam rangka pengawalan itu. Untuk keberangkatan, ada yang menggunakan jalan darat dan ada yang menggunakan angkutan udara,” katanya.
Sementara itu, Imam Abu Qoili, Koordinator Lapangan Kota Padang mengatakan, sudah ada 5.000 massa asal Sumbar di Jakarta. Khusus dari Padang, diperkirakan ada sekitar 6.000 massa dari total 14 ribu yang akan ikut aksi damai 212 itu.
”Hari ini kami berangkat, apapun rintangannya, sesuai dengan Fatwa MUI. Karena sampai saat ini, Fatwa tersebut belum dicabut. Kalau fatwa itu dicabut, kami siap membatalkan keberangkatan,” jelas Abu Qolbi.
Imam Abu Qoili menuturkan, untuk keberangkatan tidak terfokus pada keberangkatan jalur darat tapi juga memalui jalur udara, ada yang telah berangkat secara rombongan maupun menyusul secara sendiri, yang kemudian akan untuk titik kumpul aksi dititikberatkan di Monumen Nasional (Monas) dan disana akan dilakukan shalat Jumat bersama dan berdzikir.
”Massa dari Payakumbuh telah mencater 2 pesawat. Bagaimanapun gerakan ini adalah dalam rangka pengawal Fatwa MUI, dan sampai sekarang belum ada perubahan. Kita sama-sama luruskan niat, bagaimanapun Fatwa MUI harus dilindungi, dan kami ada di belakang untuk pengawalan itu,” tegasnya.
Terkait adanya isu penghadangan bus oleh aparat dan ormas, Imam Abu Qoili mengatakan jika di tengah jalan terjadi penghadangan oleh pihak keamanan atau ormas, maka pihaknya memutar balik ke Padang dan akan melakukan aski yang lebih besar di Kota Padang.
Sempat Diintimidasi
Dua hari menjelang keberangkatan, para peserta aksi damai 212 ini mengaku sempat diintimidasi oleh pihak pihak tertentu. Intimidasi dialami oleh para mahasiswa dan para pimpinan kelompok atau elemen massa yang didatangi langsung oleh kelompok tertentu dan bahakn mendapatkan ancaman yang keras.
”Intimidasi yang dialami berupa seperti ditekan agar tidak berangkat atau bernegosiasi agar keberangkatan kita batal. Selain itu, kita juga mengalami intimidasi dari mulai pelarangan, sampai himbauan untuk membatalkan keberangkatan,” tutur Imam Abu Choili.
Menjelang keberangkatan, terlihat Direktur Intel Polda Sumbar Kombes Pol Hariyanta dan Kapolresta Padang Kombes Pol Chairul Aziz terlihat mendatangi Mesjid Masjid Babusalam. Keduanya sempat melaksanakan shalat berjamaah bersama para peserta aksi.
”Saya ke sini hanya mampir untuk menunaikan shalat,” kata Kapolresta, singkat.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan pihaknya akan mendukung teknis pelaksanaan Aksi Bela Islam III pada 2 Desember 2016. Pengamanan di kawasan Monas, Jakarta Pusat, yang menjadi lokasi aksi tak hanya dilakukan personel Polri, tapi juga TNI, Satuan Polisi Pamong Praja, dan bantuan dari organisasi kemasyarakatan.
“Monas bisa menampung 600-700 ribu orang (peserta aksi). Kalau kurang, disiapkan tempat di Jalan Medan Merdeka Selatan,” ujar Tito di gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteng, Jakarta, Senin (28/11).
Tito pun memastikan pihaknya akan mengatur massa yang berdatangan ke lokasi aksi. Mantan Kepala Polda Metro Jaya ini mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pihak terkait lainnya mengenai teknis pelaksanaan aksi. Dia menambahkan, polisi juga akan membantu kelengkapan aksi.
”Keselamatan warga datang itu yang utama. Kami (polisi) akan bantu akomodasi panggung, parkir, tempat wudu, toilet, jalur arus masuk-keluar, dan speaker,” kata Tito.
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI), yang menjadi penggagas aksi Bela Islam, telah menyusun kesepakatan dengan polisi. Kesepakatan utama adalah batas waktu pelaksanaan aksi yang akan digelar di Lapangan Silang Monas pada pukul 08.00-14.00.
Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab, yang terlibat dalam aksi tersebut, berencana membentuk tim terpadu yang beranggotakan polisi dan ormas. “Tugasnya mencakup penetapan kiblat, lokasi panggung, mimbar, pengaturan suara, sampai membuat pintu darurat,” tutur Rizieq dalam jumpa pers yang sama.
Anggota tim terpadu, ujar Rizieq, akan ditempatkan sejak pagi di kawasan Jalan Sudirman dan M.H. Thamrin untuk mengatur sirkulasi peserta aksi yang berdatangan. “Mereka akan menyambut umat Islam yang datang, dituntun ke lokasi.”
Para pemimpin GNPF MUI, kata dia, akan turun ke jalan untuk menyapa massa seusai pelaksanaan aksi. ”Diperkirakan massa cukup banyak. Karena itu, acaranya sampai salat Jumat saja. Akan sulit jika sampai salat asar karena mulai malam,” pungkasnya. (rg)