Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran
Sedikitnya 17 petak kios yang terletak di kawasan objek wisata Lembah Anai, ludes sekira pukul 01.00, Sabtu (3/6) dini hari. Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan penyebab kebakaran tersebut.
Informasi yang dihimpun di lapangan, jilatan api bermula dari pertengahan deretan kios, berdekatan salah satu tiang listrik. Cepatnya api merambat ki sisi kiri dan kanan karena bangunan kios terbuat dari kayu.
Salah seorang pemilik kios, Fitri Yani, 28, mengatakan dirinya panik begitu melihat api sudah merambat ke arah kios minumannya. Tidak banyak yang dapat diperbuat, Fitri mengaku pasrah setelah menyelamatkan anak-anaknya.
“Kejadian saya ketahui dari pengemudi yang kebetulan lewat berteriak kebakaran berulang-ulang. Begitu keluar, api sudah besar. Semestinya kios saya bisa terselamatkan,” ujar Fitri menyebut hanya bagian dapur tidak terbakar.
Afrizal, 46, juga mengatakan jilatan api cepat meluas. Dirinya yang berlari mengambil kunci kios ke rumah adik perempuannya sekitar 100 meter dari tempat kejadian peristiwa (TKP), tidak dapat berbuat banyak sekembalinya.
Selain api yang sudah makin besar dan berjarak satu kios dari sebelah, tidak bisa mendekat karena panas yang amat sangat. Kios milik adiknya, Desi, 39, yang baru saja padat diisi akhirnya mulai dijilat di jago merah.
“Sejak Ramadhan ini, semua kios tidak pernah dihuni pemilik. Berbeda dengan hari-hari biasa. Kerugian, setidaknya ada sekitar Rp 15 juta,” ungkap pria tukang tambal ban di kawasan setempat itu.
Sama halnya diungkapkan Mas Roni, 41, pemilik kios aksesoris berbahan kulit yang menderita kerugian paling besar dalam peristiwa itu. Meski memiliki petak kios lain yang tidak ikut terbakar, namun barang dagangan yang baru saja dipasok, ludes terbakar bersama kios utamanya itu.
Roni mengaku saat kejadian, dirinya berada di kediamannya di Simpang Mifan Silaing Bawah. Upaya cepat menuju lokasi kejadian setelah mendapat kabar dari sesama pedagang, hanya mendapati kios miliknya telah menjadi bara berikut dengan isinya.
“Kami baru saja menambah dagangan. Kebetulan karena ini kios utama, semua ditempati di sini. Mau bagaimana lagi, malang sekejap mata. Kami hanya bisa pasrah dan berharap adanya batuan dari pemerintah kepada kami, khususnya permodalan untuk memulai kembali usaha,” tutur Roni yang mengaku alami kerugian capai Rp250 juta.
Wali Jorong Aiamancua, Amril mengaku bersedih dengan peristiwa yang menimpa warganya tersebut. Sebanyak 17 kios yang terbakar, mayoritas merupakan warga jorong setempat. “Kami berharap pemerintah dapat sesegera mungkin mendirikan lagi kios-kios yang lebih representatif,” harapnya.
Sementara Kapolres Padangpanjang, AKBP Cepi Noval mengatakan peristiwa kebakaran diketahui saksi mata sekira pukul 01.00. Pengelola objek wisata setempat, Yasril Koto, 43, pada saat itu melihat api sudah besar merambat di sejumlah kios.
Dikatakannya, upaya cepat tim pemadam dari Padangpanjang, Bukittinggi, Tanahdatar, Pariaman dan Padangpariaman dan Agam, berhasil memadamkan api pada pukul 02.30.
Dikatakannya, penyebab peristiwa tersebut masih dalam tahap penyelidikan. Namun api diperkirakan berasal dari kios milik Gusnawati yang pada saat kejadian ditinggal si pemilik.
“Kebakaran tesebut menghanguskan sedikitnya 17 kios dengan taksiran sementara kerugian mencapai Rp500 juta. Terkait penyebab terjadinya kebakaran, pihak kami masih melakukan olah tempat peristiwa kejadian,” ucap Cepi kepada wartawan. (*)
LOGIN untuk mengomentari.