JAKARTA – Sebanyak 191 pohon berjenis mahoni, trembesi, hingga Jati yang ditebang di Monumen Nasional (Monas) sisi selatan yang tengah direvitalisasi, diindikasikan telah dimanfaatkan untuk menjadi produk-produk tertentu.
Hal tersebut diungkapkan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (CKTRP) DKI Jakarta yang mengatakan pemanfaatan tersebut memang biasa dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta jika melakukan penebangan.
“Kalau itu biasanya disimpan atau dimanfaatin untuk membuat bangku atau furnitur,” ucap Kepala Dinas CKTRP Heru Hermawanto di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (12/2).
Batang-batang pohon yang ditebang tersebut, dikabarkan dikelola dan disimpan oleh pihak Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas.
Pemanfaatan pohon-pohon ini, diketahui belakangan setelah sebelumnya Pemprov DKI tidak menjelaskan secara pasti nasib bongkahan pohon-pohon itu.
“Namun ketentuan itu (dijual) kami enggak ngerti, karena itu kembali kepada pemilik asetnya, kita kan sebagai pelaksana di sini. Intinya bahwa barang itu dititipkan kemarin, disimpan,” ucapnya.
Namun, kata Heru, Pemprov DKI Jakarta saat ini sudah mengganti 191 pohon tersebut dengan pohon baru yang rencananya berjumlah tiga kali lipat berjenis mahoni, trembesi dan mungur dengan diameter minimal 10 sentimeter (cm).
“Itu sudah ditanam lagi. Ada pohon mahoni, trembesi, sama satu lagi mungur. Pohon baru dengan diameternya 10 cm, itu ketentuannya seperti itu,” kata Heru.
Pohon Baru
Sementara pantauan Koran Jakarta, para pekerja proyek revitalisasi Monas menanam ulang pohon sejumlah pohon.
Beberapa titik sudah mulai ditanami pohon-pohon baru bekas pohon yang sudah ditebang.
Pohon-pohon bekas ditebang tidak nampak di lokasi, tapi hanya terlihat sejumlah pohon- pohon muda yang dipersiapkan untuk ditanam ulang.
Pekerja proyek, Eko mengaku pohon-pohon baru sudah dimulai dipersiapkan untuk ditanami ulang, tapi sebagian sudah ditanami di sejumlah titik yang bekas ditebang.
“Kalau sekarang ini sudah ada pohon baru yang dipersiapkan untuk ditanam ulang, karena kemarin kita sempat mendapat tugas untuk menebangi pohon-pohon di sini atas perintah atasan saya,” kata Eko,
Eko menutur kan ratusan pohon sudah ditebang oleh para pekerja. Namun setelah menjadi masalah akhirnya proyek penebangan sempat dihentikan. Kemudian diperintahkan untuk menanam ulang. “Kemarin itu ratusan pohon sudah ditebang, tapi sekarang sudah dihentikan lagi karena ada masalah,” ungkpanya.
Saat penebangan, lanjut Eko, seluruh pekerja ini menggunakan alat gergaji mesin untuk memotong pohon besar. Setelah itu, digali bagian tanah untuk mengangkat akar-akar batang pohon yang sudah tua.
Meski begitu, Eko kurang mengetahui kayu-kayu itu mau dibawa kemana. Karena dia sendiri hanya bertugas sebagai penebang pohon saja. “Saya kurang tahu mas, sisa batang pohon itu dibuang kemana. Tapi kata teman saya dibuang ke penampungan sampah sementara itu juga saya kurang tahu lokasi dimana,” ungkapnya.
Sementara itu, Juru parkir Irti Asep mengaku sering melihat lalu lalang para pekerja mengangkut barang-barang saat penebangan pohon terjadi. Tapi ia tidak tahu betul isi muatan truk. “Pernah sih mas saya melihat kalau lagi berjaga menjaga parkir, tapi saya kurang tahu isi muatan truk apa dalamnya,” ungkapnya. jon/Ant/P-5