Surabaya (ANTARA News) – Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Tanjung Perak Surabaya menyatakan sebanyak 4.479 calon jamaah haji asal Embarkasi Surabaya beresiko tinggi karena kondisi kesehatannya.
“Terhitung sampai hari ini sudah ada sebanyak 15 kelompok terbang atau kloter yang diberangkatkan ke tanah suci melalui Embarkasi Surabaya, seluruhnya terdapat 4.479 calon jamaah haji yang tergolong beresiko tinggi karena kondisi kesehatannya,” ujar Kepala KKP Kelas 1 Tanjung Perak Surabaya dr Muhammad Budi Hidayat, M.Kes, dalam jumpa pers di Surabaya, Selasa.
Dia merinci dari 15 kloter yang telah diberangkatkan tersebut secara keseluruhan meliputi 6.681 calon jamaah haji, yang semuanya berasal dari Jawa Timur.
“Dari keseluruhan jumlah calon jamaah haji tersebut terdapat 4.479 orang yang secara medis tergolong beresiko tinggi atau 67,04 persen dari total jamaah haji yang telah masuk ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya,” katanya.
Dia memaparkan sejak kloter 1 masuk Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada 27 Juli sampai kloter 15 yang diberangkatkan ke tanah suci Mekkah tadi pagi, telah menerima kunjungan poli calon jamaah haji sebanyak 269 orang.
“Dari jumlah kunjungan poli tersebut, 44 orang di antaranya kami rujuk ke Rumah Sakit Umum Haji Surabaya,” katanya menjelaskan.
Dari rombongan calon jamaah haji kloter 1 hingga 15 saat masuk ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya, dia mendata sebanyak 17 calon jamaah haji terpaksa menunda keberangkatannya ke tanah suci Mekkah karena harus menjalani perawatan medis.
“Tapi sekarang sudah tinggal 15 calon jamaah haji yang tertunda keberangkatannya. Karena dua orang kesehatannya sudah membaik dan telah berangkat ikut kloter 13 tadi pagi,” katanya.
15 calon jamaah haji yang masih tertunda keberangkatannya itu, dia merinci, sembilan orang di antaranya masih dalam perawatan di rumah sakit, sedangkan enam orang masih menunggu hasil vaksinasi yang memakan waktu selama 14 hari.
Menurut Budi, vaksinasi ini mestinya dilakukan di dinas kesehatan daerah asal calon jamaah haji. “Tapi begitulah, masih banyak calon jamaah haji yang mengabaikannya,” katanya.
Dia mengatakan, petugas KKP dari tahun ke tahun masih sering mendapati calon jamaah haji yang sesampainya di Asrama Haji tidak dapat menunjukkan dokumen kesehatan dari dinas kesehatan daerah asalnya.
“Karena vaksinasi ini adalah prosedur wajib agar tidak membawa wabah ataupun tertular wabah saat pulang ke tanah air,” katanya, menjelaskan.
Akibatnya calon jamaah haji yang bersangkutan tertinggal dari rombongan kloternya karena harus menjalani vaksinasi terlebih dahulu di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, yang hasilnya baru bisa diketahui selama dua minggu kemudian.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2017