lensaterkini.web.id – Saat kita kecil kita selalu terpikat mimpinya untuk menjadi dokter jika suatu saat nanti sudah matang. Dengan magang cepat, jabatan tinggi, membuat profesi menjadi impian orang tua. Namun sayang banyak orang yang lupa menjadi dokter inti adalah mengabdikan diri pada masyarakat.
Berapa banyak dokter di Indonesia yang sebenarnya menunjukkan pengabdiannya. Sejauh mereka rela menjadi miskin dan menyisihkan uang untuk melihat penyembuhan pasien. Jadi siapakah dokter mulia ini? Periksa ulasan berikut ini.
Dokter yang rela dibayar semampunya, meskipun hanya senyum
Satu hal yang patut dibanggakan menjadi dokter adalah bagaimana mereka membantu orang lain. Tidak peduli kaya atau miskin, siapa pun yang membutuhkan akan terbantu. Nampaknya jarang sekali ditemukan lagi di negeri ini. Dengan dalih semua butuh uang, banyak dari dokter inilah yang bisa dibilang seorang tentara bayaran. Mereka sudah mulai melupakan sumpah profesi yang pernah diucapkan.
BACA JUGA : 5 Kasus Dokter Pembunuh Pasien Paling Sadis di Dunia
Tapi Aznan Lelo masih ingat sumpah profesionalnya. Alih-alih memasang tarif, pria paruh baya ini malah membayar bayarannya kepada pasiennya. Tidak peduli berapa banyak uang yang dibawa pasien, Aznan Leo selalu menyapanya dengan gembira. Sekalipun hanya senyum yang dibawa, itu bukan alasannya. Dokter seperti ini hanya ada satu di antara puluhan atau bahkan ratusan dokter lainnya.
Dokter yang selalu rugi uang, namun untung kebaikan
Dokter Lo Siaw Ging adalah keturunan Tionghoa yang lebih memilih menjadi dokter daripada seorang pedagang. Sebenarnya, jika ia mengunjungi masa lalunya, dr Lo lahir di keluarga kebanyakan pedagang. Young Lo memilih untuk mengejar pendidikan dokter daripada harus memikirkan masalah keuntungan dan kerugian. Dan sepertinya orang dewasa Lo Lo telah benar-benar membuktikan bahwa dia adalah seorang dokter sejati.
Bila orang lain dalam profesi yang sama bersaing mendapatkan uang dari pasien mereka, Lo bersedia menanggung banyak hutang. Tak satu pun dari pasien miskin yang datang kepadanya akan dikenai biaya, bahkan tagihan obat bius akan dia bayar. Akhirnya setiap bulan dr Lo harus menerima tagihan utang sebesar 10 juta. Bagi Dr. Lo untuk menjadi dokter bukan hanya untuk menjadi kaya, jika Anda ingin banyak harta diperdagangkan, seperti itulah yang diajarkan ayahnya.
Rela jika hanya sayuran sebagai upahnya
Mirip dengan cerita lainnya, dokter di kecamatan Malang juga tak kalah menyentuh hati. Menjadi dokter tidak berarti hanya sekedar memikirkan masalah gaji, bahkan membuat dokter ini Dian menjadi lebih peduli satu sama lain. Baginya pengabdian terbatas adalah gaji tertinggi yang dia inginkan. Ya, dokter yang satu ini tidak peduli dengan apa yang akan dibayar pasien.
BACA JUGA : 7 Dokter Tersadis Yang Membunuh Pasien Sendiri
Meski hanya membawa sayuran dan tempe, dokter Dian akan menerimanya. Jelas, dia bisa menjadi kaya jika dia mau, tapi semua dia tidak melakukannya. Melihat wajah pasien yang kurang beruntung, hal itu telah menjadi cobaan baginya. Wanita ini belum melupakan sumpahnya untuk mengutamakan bantuan dari bayaran.
Dibayar sampah pun tak lagi jadi masalah
Sama dengan cerita lainnya, dokter yang satu ini lebih sosial lebih dulu daripada yang lain. Karena kisah sedih seorang pemulung yang sangat membutuhkan efektivitas biaya, mengetuk pintu jantung dokter Gamal. Sepertinya tamparan keras dia yang berprofesi sebagai dokter.
Sejak saat itu ia berubah, tidak lagi hanya uang yang dicari tapi kepuasan menjadi dokter sejati. Seorang profesor yang juga berprofesi sebagai dosen akhirnya menemukan jalan keluar bagi mereka yang kurang mampu. Akhirnya dia membuat asuransi sampah bagi mereka yang ingin berobat. Kumpulkan sampah saja, mereka sudah bisa menerima layanan pengobatan tanpa biaya.
Keempat figur di atas telah menunjukkan betapa “benar” seorang dokter. Kini banyak orang yang mengejar profesinya melupakan janji profesinya. Seolah uang adalah segalanya, dan kesehatan pasien adalah nomor dua. Kami bangga, mereka ada di Indonesia, dan semoga suatu hari nanti akan ada penerusnya.