Menggunakan hewan tiruan sebagai pajangan atau bulu imitasi untuk aksesoris mungkin bisa diterima. Pasalnya, cara seperti ini bisa digunakan untuk menghindari pembantaian satwa.
Tetapi kasus pemalsuan satwa dan fosil binatang berikut ini justru membuat publik marah. Mereka merasa sudah ditipu, sebagian karena harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mendapatkan binatang peliharaan palsu. Sementara yang lainnya menganggap tindakan penipuan satwa dan fosil sebagai pembodohan publik.
Singa di Kebun Binatang China yang Menggongong
lensaterkini.web.id – Para pengunjung sebuah kebun binatang di Louhe, China merasa kecewa karena tindakan pemalsuan yang dilakukan oleh staf pengelola. Dilansir CNN, Mereka mendandani seekor anjing Tibetan mastiff seperti singa Afrika. Menurut laporan koran lokal, pemalsuan juga dilakukan untuk satwa-satwa lain. Antara lain anjing yang ditempatkan di kandang serigala dan rubah putih yang dipalsukan sebagai leopard.
Rupanya kebun binatang ini termasuk salah satu dari instansi yang diwajibkan pemerintah China untuk menjalankan operasional secara mandiri. Akibatnya mereka harus menggunakan segala cara untuk bertahan. Beberapa pengunjung bisa maklum, tetapi mereka tetap menyayangkan cara tak jujur yang dipakai pengelola kebun binatang.
Kucing Sphynx Palsu Seharga Ratusan Dolar
Kucing sphynx merupakan ras kucing dengan penampilan yang tak biasa. Sphynx terlihat beda dari kucing biasa karena nyaris tak memiliki rambut di tubuhnya. Harga kucing ini bisa mencapai ratusan dolar, membuat sejumlah pedagang curang kepincut untuk memalsukannya. Alhasil, mulai banyak bermunculan pembeli yang tertipu habis-habisan karena membeli kucing sphynx palsu.
Salah satu contoh penipuan seperti ini adalah kisah JoAnne Dyck dan Shayla Bastarache. Penjual memalsukan kucing sphynx yang hendak mereka beli dengan anak kucing biasa. Agar mirip sphynx, bulu kucing dicukur dan dihilangkan dengan obat perontok bulu. Tak hanya curang, ini bisa membahayakan si kucing. Proses penghilangan bulu bisa menyebabkan luka dan reaksi terhadap bahan kimia keras dalam obat perontok.
Mutan Cumi-cumi Raksasa Terdampar di Santa Monica
lensaterkini.web.id – Sebuah berita tentang terdamparnya cumi-cumi raksasa di pantai Santa Monica sempat viral di tahun 2014. Foto cumi-cumi berukuran monster yang diperkirakan mengalami mutasi karena radiasi Fukushima dibagikan oleh ribuan pengguna jejaring sosial. Beberapa waktu kemudian baru diketahui kalau berita ini hoax belaka. Dilansir Hoaxes.org, gambar yang digunakan merupakan hasil editan dari foto paus terdampar di Chile dan cumi-cumi raksasa di Cantabria, Spanyol.
Bangkai cumi-cumi yang terdampar beberapa bulan sebelumnya memang berukuran raksasa, berasal dari spesies Architeuthis dux yang disebut sebagai hewan tanpa tulang belakang terbesar di dunia. Namun panjang hewan ini hanya 9 meter, tak sebesar yang diberitakan.
Berita tersebut dipublikasikan oleh The Lightly Braised Turnip, situs komedi yang kerap mengunggah berita-berita palsu untuk hiburan. Jika pembaca cukup jeli, mereka akan menyadari kalau berita ini hanya bualan dan bukan dibuat untuk tujuan serius.
Fosil-fosil Palsu Beredar di Internet
Tak hanya satwa hidup yang jadi objek pemalsuan. Fosil binatang purba pun kerap dipalsukan. Biasanya bangkai purba seperti trilobite dan ammonite yang paling banyak dipalsukan.
Fosil, meskipun bukan dari binatang langka, dianggap sebagai benda berharga. Tak sedikit pecinta arkeologi yang bersedia mengeluarkan ratusan hingga ribuan dolar untuk mendapatkannya. Tak heran kalau para pedagang nakal kemudian kepincut untuk memalsukan. Fosil seperti ini juga ada yang ditawarkan lewat situs jual beli atau jejaring sosial.
Anakonda Raksasa Dari Sungai Amazon Afrika?
lensaterkini.web.id – “Ular anakonda terbesar di dunia telah ditemukan di Sungai Amazon, Afrika. Dia sudah menewaskan 257 orang dan 2325 ekor binatang. Panjangnya mencapai 134 kaki dan beratnya 2067 kilogram. Otoritas Royal British butuh 37 hari untuk memastikan ular tersebut mati.”
Caption sensasional di atas menyertai foto seekor ular raksasa di tengah hutan yang viral pada tahun 2015. Dari sini saja seharusnya kita bisa menebak kalau berita ini palsu. Sungai Amazon yang tersohor itu terletak di Amerika Selatan, bukan Afrika.
Selain itu, ini adalah foto ular anakonda hijau dalam jarak dekat yang diolah dengan aplikasi rekayasa gambar. Walaupun begitu, nyatanya banyak pengguna Facebook yang terkecoh. Foto ini sudah sempat dibagikan ribuan kali sebelum kepalsuannya terbongkar.