Kulon Progo (ANTARA News) – Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat ada 58 kasus leptospirosis yang menyerang warga di wilayah itu, delapan orang di antaranya meninggal dunia.
“Dari Januari sampai Juni 2017 sudah ada 58 kasus leptospirosis yang menyerang warga Kulon Progo,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Bambang Haryatno, di Kulon Progo, Senin.
Ia mengatakan kasus leptospirosis menyerang di 12 kecamatan. Leptopirosis tidak hanya disebabkan tikus di area sawah, tetapi kencing tikus di rumah-rumah bisa menyebabkan penyakit ini.
Menurut dia, tingginya kasus leptopirosis di Kulon Progo dikarenakan buruknya pola hidup bersih dan kebersihan lingkungan. Untuk itu, ia berharap masyarakat selalu mencuci tangan atau mandi setelah berpergian.
“Masyarakat perlu menjaga kebersihan badan maupun lingkungan, dan segera berobat ke puskesmas terdekat bila badan panas tinggi,” katanya.
Bambang mengatakan penyakit leptospirosis dapat disembuhkan kalau cepat diketahui dan ditangani. Kasus kematian pada penderita leptospirosis karena penanganannya terlambat.
“Penyakit leptospirosis dapat disembuhkan,” katanya.
Saat ini, lanjut Bambang, Dinkes bekerja sama dengan Balai Laboratorium Vektor Salatiga (Jawa Tengah) melakukan survei kasus leptospirosis dan kelelawar.
Lokasi survei, yakni Kecamatan Kokap, Temon, Girimulyo Sentolo dan Panjatan. Selama ini, kasus leptospirosis ditemukan di Kecamatan Nanggulan dan Girimulyo yang berbatasan langsung dengan Minggir dan Moyudan Kabupaten Sleman yang merupakan endemi leptospirosis.
“Kami berharap adanya penelitian ini dapat meminimalkan kasus leptospirosis di Kulon Progo,” harapnya.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017