in

7 Bukti Bahwa Otak Manusia Ternyata Penipu Paling Ulung

lensaterkini.web.id – Otak adalah organ yang paling vital dalam tubuh manusia, dimana segala sesuatu diatur oleh otak. Tidak hanya organ tubuh kita berjalan, bagaimana kita bergerak, dan berpikir, lebih dalam lagi, otak ‘menentukan’ bagaimana perasaan kita, bagaimana perspektif kita tentang berbagai hal dan bagaimana kita memandang hal-hal di sekitar kita.

Masalahnya adalah otak kita sebenarnya ‘menipu’. Bukan itu yang kita lihat atau rasakan adalah sebuah trik, tapi ternyata otak kita cukup usil dan sering melakukan trik tanpa kita sadari. Jadi, sering yang kita anggap benar hanyalah otak kita yang bermain dengan kita. Inilah beberapa bukti bagaimana otak kita berubah menjadi ‘penipu’.

Baca Juga : 5 Kebiasaan Yang dapat Merusak Sistem Otak

Kejenuhan semantik

Pernahkah Anda merasa bahwa sebuah kata sangat sering diulang dan sebuah tren, tapi Anda tidak mengerti maknanya? Hal ini sering terjadi dalam praktik berbagai kata ‘slang’ yang dipopulerkan oleh kaum muda, namun bila digunakan terlalu banyak dalam berbagai objek kalimat, maknanya nampaknya tidak jelas. Ini disebut saturasi semantik.

Hal ini dapat dicontohkan dengan berbagai penggunaan kamus seperti “break,” atau “woles”. “Khawatir” dan sebagainya. Ilmuwan mempelajari fenomena ini dan menemukan keunikannya, di mana ketika Anda mengulangi kata-kata atau dipukul dengan kata-kata yang sama, otak Anda menjadi ‘penuh’ dan mulai mempertanyakan arti kata itu. Semakin sering kata diulang, otak Anda menjadi kurang mampu menghubungkannya dengan makna dan informasi di balik kalimat tersebut. Ini menunjukkan bahwa otak kita bisa menipu kita dari kebosanan untuk sesuatu.

Kebodohan tiba-tiba

Otak sebenarnya bisa menipu kita dengan membuat kita bodoh. Kasus dalam kasus ini adalah bagaimana seseorang yang memiliki pendapat kuat terhadap sesuatu terhadap masyarakat, seperti kanibalisme, pedofilia, atau agama, akan cenderung diam. Menurut ilmuwan, ini adalah umum dan memiliki judul “dumbfounding moral.” Jadi, biarpun kita memiliki argumen yang kuat tentang hal-hal yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, otak kita akan melemahkan kinerja mereka dan tidak memiliki cukup argumen untuk melawan norma tersebut. Di sini, otak kita menipu kita dengan menjadi ‘bodoh’.

Para ilmuwan menemukan bahwa jika otak kita sadar bahwa kita memiliki argumen yang mungkin bertentangan dengan norma, tanggapan ini akan terjadi. Para ilmuwan memprediksi bahwa tabu perilaku hanya tertanam di alam bawah sadar kita, jadi kita tetap ingin memiliki jiwa kritis, meski memang ‘dipeluk’ oleh otak. Tentu hal ini tidak selalu terjadi dengan baik, karena masih banyak orang yang bisa berdebat dengan baik pada platform tertentu meski bertentangan dengan norma.

Baca Juga : 5 Fakta Unik Tentang Otak Manusia yang Mengherankan

Hantu adalah tipuan otak

Bila Anda berada dalam situasi di mana lima indra Anda tidak menerima masukan dengan benar, seperti di ruangan yang kosong tanpa cahaya dan tidak ada suara, Anda akan sering berhalusinasi. Hal ini sering dikaitkan dengan adanya roh atau supernatural, namun ini adalah tipuan otak.

Ini hanya menjelaskan mengapa kita sering mendengar suara aneh, merasa ada orang lain di sekitar kita, atau bahkan melihat bentuk aneh, saat berada di tempat yang aneh. Padahal ini adalah tipuan otak karena otak tidak memiliki masukan sensorik dari lima indra kita. Hal ini membuat otak seakan masih bertugas mengisi kekosongan. Hasil? Kita tidak tahu apa yang nyata dan apa itu halusinasi.

Nyeri ‘simpatik’

Pernahkah Anda mendengar cerita tentang kecelakaan yang cukup rinci, lalu tiba-tiba Anda meringis seolah hal itu terjadi pada Anda? Benar, itu juga merupakan trik otak dimana otak bereaksi saat kita melihat wajah dengan ekspresi tertentu.

Penemuan ilmuwan ini adalah bahwa ada bagian otak yang disebut ‘area cermin’ yang mengandung saraf yang mampu menjadi ‘saraf cermin’ untuk menciptakan respons simpatik. Jadi manusia akan selalu ‘disetel’ oleh otak untuk berpikir bahwa kita merasakan hal yang sama dengan apa yang dialami orang lain. Ini adalah empati instingtual.

Kenangan palsu

Kami yakin akan apa yang kita ingat. Ingatan akan apa yang pernah kita alami, pastilah sesuatu yang membentuk perilaku kita di dunia nyata. Namun, para ilmuwan telah meneliti masalah ingatan di otak kita, dan menemukan bahwa otak kita cukup mudah ditanam dengan kenangan palsu.

Benar, menurut seorang ilmuwan, pikiran kita sebenarnya ingin mengambil apa yang ada di sekitar kita atau apa yang kita lihat, tapi tidak selalu bekerja. Hal ini menyebabkan celah dalam memori. Untuk mengisinya, terkadang pikiran kita menumbuhkan ingatan palsu yang menurut kita masuk akal berdasarkan pengetahuan dan pengalaman kita.

Ini masih biasa. Tapi ada juga beberapa orang yang ‘terjebak’ dalam kasus ini jadi pembohong patologis. Ini mengerikan karena dia bisa menceritakan kebohongan secara rinci seolah-olah itu terjadi dan dia menyimpannya dalam ingatannya. Lebih buruk lagi, dia tidak merasa dia berbohong.

Terlalu banyak tidur = mabuk?

Kita tentu tahu jika kita kurang tidur, apa yang kita rasakan sangat mirip dengan mabuk. Ini adalah peringatan dari otak ke tubuh kita. Tapi itu juga akan terjadi jika kita tidur terlalu banyak.

Benar, bila terlalu banyak tidur, saat bangun tubuh kita akan merasa tidak nyaman dan pusing. Ini karena saat Anda tidur terlalu banyak, otak Anda menjadi bingung dan Anda memasukkan keadaan antara tidur dan bangun. Hal ini mirip dengan saat Anda kurang tidur.

Halusinasi dalam keadaan sadar

Biasanya, seseorang dalam pengaruh obat-obatan yang akan mengalami halusinasi. Tapi itu tidak sepenuhnya benar. Ada halusinasi yang disebut halusinasi Hypnagogic, yang terjadi selama periode waktu Anda tertidur namun tidak benar-benar tertidur. Dan ada juga halusinasi Hypnapompic yang terjadi saat Anda benar-benar terjaga.

Kedua bentuk halusinasi bisa bersifat pendengaran atau bahkan visual. Halusinasi ini berbeda dengan mimpi, di mana para ilmuwan telah membuktikan bahwa otak kita dapat membuat kita berhalusinasi dalam keadaan setengah sadar.

Hal ini biasa terjadi pada orang yang sangat lelah, atau mengalami keadaan mental yang terganggu. Sebenarnya ini terjadi pada individu yang sehat wal afiat. Hal ini disebabkan oleh ketidakpuasan otak dengan kondisi apa yang kita alami, yaitu kondisi antara bangun dan tidur.

Terimakasih Telah Berkunjung, Have FUN

What do you think?

Written by virgo

4 Orang Terkenal di Dunia Yang Pernah Jadi Buruh Pabrik

Bandar Narkoba Diterjang Timah Panas