Palembang, BP
Sebagai putra pengusaha sukses sekaligus tokoh masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) Kms H Abdul Halim Ali atau H Halim, Kms M Adli Halim ingin memulai membangun bisnisnya dari nol.
Adli sendiri sebelumnya sudah lebih dulu membuka bisnis kuliner berupa gerai makanan Foodpedia di Kawasan Palembang Trade Centre (PTC) beberapa waktu lalu. Adli kembali membuka kios kuliner atau makanan tradisional Indonesia Gado-Gado dengan label Gado-Gado Makmur, singkatan dari makanan murah meriah.
Grand opening gerai gado-gado yang ada di Le Garden Palembang Indah Mal (PIM) dihelat secara sederhana dan tetap mengutamakan protokol kesehatan (prokes) terkait pandemi Covid-19 dan dihadiri langsung ayahanda Adli, Kms H Halim Ali beserta sejumlah kolega bisnisnya, Rabu (31/3).
Menurut Adli, untuk menjalankan bisnis kuliner itu, dirinya mengajak serta teman sekaligus partner bisninya Thoriq.
“Sebetulnya, di sini yang kami kedepankan adalah citarasa kuah kacangnya yang berbeda dari gado-gado yang ada,” katanya.
Diterangkan Adli, awal ketertarikannya membuka kios Gado-Gado Makmur ini bermula dari kesukaannya akan makanan khas Indonesia ini.
“Kalau biasanya jika ingin beli gado-gado cuma ada di siang hari. Disini kita buka selama jam operasional mall dengan harga yang sangat terjangkau di kisaran Rp22 ribuan,” katanya.
Aldi mengaku kedua orang tuanya mendukung dirinya penuh untuk membuka bisnis kuliner ini .
Menurut Adli, gado-gado Makmur ini diperuntukkan kalangan anak muda yang sering ngemall dan karyawan toko dan tenant khususnya di PIM yang ingin mencari santap siang.
Sedangkan, H Halim mengaku senang anak-anaknya bisa mengukuti intuisi bisnisnya yang sudah dijalankannya sejak puluhan tahun silam ini.
“Saya senang dan bangga dia (Adli) dan Thoriq membangun bisnis dari bawah. Tidak langsung besar, mudah-mudahan bisnis kuliner gado-gado yang baru dibuka ini kian berkembang, karena ini makanan khas Indonesia pastilah banyak peminatnya,” katanya.
H Halim berpesan kepada Adli agar dalam menjalankan bisnis, apapun itu modal utama adalah kepercayaan itu yang harus betul-betul dijaga. Karena, prinsip dalam menjalankan bisnis itu apabila orang sudah percaya kita mau berkehendak apapun orang akan dengan tangan terbuka bakal memberi.
“Saya contohkan pada diri saya sendiri, sejak usia 18 tahun sudah punya pabrik kayu sendiri meski tanahnya menumpang sama orang tua. Dan saya akhirnya berhasil seperti sekarang ini modalnya orang percaya meski pada awalnya dalam menjalankan bisnis tidak punya modal,” katanya.#osk