AGAM, METRO – Tingginya permintaan pasar, Pemerintah Kabupaten Agam merencanakan mengembangkan ikan gurami sebagai sentra unggulan. Sebelumnya, Pemkab Agam juga telah melakukan pengembangan ikan nila, sehingga menjadi pemasok utama memenuhi kebutuhan Sumbar, Riau dan Jambi.
“Permintaan ikan gurami ini cukup tinggi terutama untuk rumah makan dan pasar tradisional. Atas dasar itulah kita mengembangkan ikan tersebut menjadi unggulan setelah ikan nila,” ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Ermanto, Rabu (10/7) di Lubuk Basung.
Di samping itu, ia menjelaskan, ikan gurami yang akan dikembangkan merupakan jenis gurami endemik dari Sungai Batang Masang. Alasannya, karena ikan ini tahan terhadap penyakit dan pertumbuhannya lebih cepat dibanding gurami lain. Selain itu, pemasaran ikan tersebut cukup bagus dengan harga sekitar Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogramnya
“Rencananya akan dikembangkan di daerah potensi, seperti Kecamatan Lubuk Basung, Palembayan, Ampek Nagari dan Tanjung Mutiara. Karena daerah itu memiliki pasokan air yang cukup banyak dan juga cocok untuk pengembangan budidaya gurami masang,” jelas Ermanto.
Saat ini ada sekitar 40 orang pembudidaya ikan gurami masang di Kabupaten Agam. Sementara itu, untuk pembibitan baru ada dua orang yang melakukan yaitu di Kampung Dagang, Bawan dan Mato Aia Nagari Lubuk Basung. Dua pembibit tersebut kemungkinan tidak sanggup untuk mengisi kebutuhan pembudidaya.”Makanya kita akan menyediakan induk ikan bagi mereka,” ujar Ermanto.
Terkait pasokan untuk ikan nila, Ermanto mengungkapkan Kabupaten Agam masih merupakan daerah pemasok terbanyak untuk kabupaten dan kota di Sumbar, Jambi dan Riau.
“Produksi ikan nila ini ada sekitar 50 ton setiap harinya dari 14.341 unit keramba jaring apung Danau Mandinjau, kolam air deras 260 petak dan kolam air tenang 2.900 hektar,” pungkasnya. (pry)