in

Agung Fainendo, Dari Pentas Baralek ke Dapur Rekaman

Memiliki hobi bermusik sejak kecil plus didukung orangtua, membuat Agung Fainenda leluasa menghasilkan karya. Kemampuan bermusiknya kian mentereng, seiring kepiawaiannya memainkan keyboard.

Agung -panggilan akrabnya- selalu beranggapan positif bahwa apa yang dia peroleh sekarang ini merupakan keterampilan dan anugerah yang mesti disyukuri atau dikembangkan. Dia yakin, Tuhan menciptakan segala sesuatunya tidak pernah sia-sia.

Kepada Padang Ekspres, Agung menuturkan bahwa bidang musik sudah ditekuninya sebelum memasuki bangku sekolah. Agung kecil tak segan mengisi kesempatan bernyanyi di sejumlah panggung hiburan, serta pesta perkawinan.

Melihat potensi itu, Faizal Bukhari, orangtua Agung, yakin anaknya mampu bersinar dan dikenal masyarakat. Faizal  selalu membelikan Agung kecil kaset lagu untuk didengarkan dan dihafalnya. Nah, sewaktu festival, barulah lagu itu dinyanyikannya.

Karir bernyanyi mulai dirintis Agung sejak tahun 1997, atau sebelum masuk TK. Lagu itu, dia hafal dan latunkan di pesta pernikahan.  “Setiap pesta yang Agung hadiri, pastilah selalu diminta bernyanyi,” terang Agung.

Ketika memasuki bangku sekolah, Agung semakin tersohor di kalangan masyarakat tempat tinggalnya. “Ketika sekolah, orang sudah banyak tahu dengan Agung karena kerap bernyanyi,” ucap warga Jalan Kalimantan, Kelurahan Padang Tangah, Koto nan Ampek, Payakumbuh Barat itu sembari tertawa.

Seiring perjalanan waktu, Agung mulai memberanikan diri tampil di sejumlah festival musik. Salah satunya, dihelat Radio Harau dalam mencari talenta penyanyi anak-anak. Meski tidak mendapat juara, namun hal itu tetap membuat Agung senang. Sejak itu, dia berlatih vokal lebih keras dari biasanya secara otodidak.

Tahun 2000, di samping bernyanyi di panggung hiburan, Agung mulai mengenal alat musik keyboard. Kecintaannya itu tidak lepas dari peran saudara ibunya yang sudah terlebih dahulu pandai memainkan alat musik tersebut.

Hanya membutuhkan beberapa bulan, kemampuan Agung memainkan keyboard  mulai terlihat. Kenyataan itu semakin membuat kedua orangtuanya, Faizal Bukhari dan Nin Patri Enati bertambah yakin kepada kemampuan Agung. Tak lama, mereka membeli keyboard baru plus didukung seorang guru.

“Untuk teknik-teknik dasar keyboard, Agung mendatangkan Om Ul dari Crees Musik Payakumbuh. Setelah tiga bulan Agung mulai terbiasa dan mampu memainkan alat musik tersebut,” ujar alumni MAN 2 Payakumbuh itu.

Tahun 2002, kemampuan pria kelahiran 19 September 1992 itu bermain keyboard semakin terasah dan sudah mampu mengiringi penyanyi di pentas orgen. Di tahun yang sama, dia mendirikan Agung Musik Entertainment bersama orangtuanya.

Meskipun disibukkan dengan bermain keyboard, Agung tidak pernah mengabaikan kemampuan vokalnya. Dia terus memperdalam kemampuan vokalnya dengan mendatangi guru les vokal.

“Bermain keyboard jalan terus, Agung juga berlatih vokal ke Bukittinggi di HAQ Voice yang diasuh Bapak H Edi Munir di sana Agung belajar bagaimana bernyanyi yang benar dan baik,” ucap mahasiswa S-2 IAIN IB itu.

Berkat ketekunannya, kemampuan Agung berkembang pesat. Ketekunannya dalam berlatih vokal, setahun kemudian, tepatnya 2003 ketika itu masih menduduki kelas 4 SD Agung telah mengorbitkan album perdananya bersama Sari Musik Studio dengan sejumlah tembang lagu  “Dil Kodil Kodil” dan “Jaso Mandeh” dalam bentuk kaset tape.

Di tahun berikutnya, jelang Ramadhan tahun 2004, Agung kembali mengorbitkan album kedua dalam format kompilasi tembang Minang anak saleh, salah satu lagunya “Kambali Ka Allah”. 

Karier Agung dalam bermusik terus bersinar. Di samping kemampuan vokal dan kepiawaiannya itu, pada 2011  Agung dipercaya sebagai penata musik dan penata vokal sejumlah penyanyi cilik.

“Pak Edi Munir mempercayai Agung sebagai penata musik dan penata vokal penyanyi cilik Syifa Maulina dan album kedua Syifa akhir tahun 2014 lalu, Syifa duet bersama Agung, seperti lagu “Bapisah Bukan Bacarai” dan”Japuiklah Denai”,” ujar alumni BKI Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol itu.

Hingga saat ini, bungsu dari dua bersaudara itu terus menularkan semangat bernyanyi kepada generasi cilik, ia bertindak sebagai pelatih di sanggar yang didirikannya dan terus menciptakan sejumlah lagu. Di samping itu, ia juga dipercaya sebagai guru pengajar pendidikan Islam di sebuah lembaga les di Payakumbuh.

“Agung Musik Entertainment mampu menyesuaikan dengan kebutuhan pendengar. Sebagai mana motto kami, musik syar’i rancak syahdu dan indah untuk didanga, yang jelas asal jangan musik DJ aja,” ucapnya sembari tersenyum. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Proyek Rp 570 T Ditawarkan ke Swasta

Anne Chamfort Kunjungi Indonesia