Palembang (ANTARA) – Anggota tim ahli penanganan COVID-19 Sumatera Selatan bidang epidemiologi Dr Iche Andriani Liberty mengimbau pemerintah kabupaten dan kota membatasi warga dalam perlombaan tahunan 17 Agustus yang melibatkan kerumunan.
“Pemkab atau pemkot perlu mengkaji jenis perlombaan apa saja yang masih bisa dimungkinkan dan yang dilarang untuk diadakan masyarakat, serta perlu ada surat edarannya,” ujarnya kepada Antara.
Menurut dia masyarakat masih bisa mengadakan perlombaan untuk menyemarakkan hari kemerdekaan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan tidak mendatangkan kerumunan, seperti lomba melukis atau bernyanyi via daring.
Seperti pedoman upacara 17 Agustus 2020 yang sudah diatur lebih singkat dan sedikit peserta, kata dia, tata kelola perlombaan rakyat juga perlu diatur karena penonton atau partisipan lomba cenderung sulit dikendalikan.
Grafik kasus positif COVID-19 di Sumsel yang belum mereda dengan RT yang masih di atas 1 juga memaksa pemkot/pemkab lebih inovatif dalam menyemarakkan hari proklamasi, jika lomba rakyat tidak diatur maka berpotensi menimbulkan klaster COVID-19 baru.
“Protokol kesehatan yang ketat belum menjadi kebiasaan masyarakat di Sumsel, kami berharap imbauan ini bisa disampaikan oleh para RT atau RW,” tambahnya.
Sementara data Satgas Penanganan COVID-19 Sumsel mencatat kasus-kasus baru masih bermunculan setiap hari, total kasus konfirmasi positif di Bumi Sriwijaya itu berjumlah 3.735 orang per 11 Agustus dengan posisi Sumsel berada pada peringkat sembilan di Indonesia.
Namun, 2.431 orang atau 65 persen di antaranya sudah sembuh dan 203 kasus lainnya meninggal dunia.*