in

Air dan pertanian di tengah krisis iklim

Jakarta (ANTARA) – Air adalah sumber kehidupan yang esensial bagi manusia dan lingkungan. Ia tidak hanya mengalir di sungai atau menggenang di sawah, tetapi juga menjadi elemen vital yang menopang masyarakat, budaya, dan peradaban.

Di sektor pertanian, air berperan sebagai fondasi yang menopang ketahanan pangan. Secara global, sekitar 70 persen air yang digunakan manusia dialokasikan untuk pertanian.

Di Indonesia, sebagai negara agraris dengan hampir 39 juta orang yang bergantung pada sektor pertanian, air menjadi penopang utama pangan bangsa. Ketersediaan dan pengelolaan air yang baik sangat penting untuk memastikan produksi pertanian yang optimal dan berkelanjutan.

Tantangan saat ini, seperti krisis iklim yang semakin nyata mengancam hubungan antara air dan pertanian. Perubahan pola curah hujan, kekeringan, dan banjir menjadi ancaman serius bagi produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional.

Hari Air Sedunia yang diperingati setiap 22 Maret seharusnya menjadi momen refleksi bagi kita semua. Sampai kapan kita akan terus mengabaikan pentingnya air yang selama ini kita anggap tersedia tanpa batas? Kesadaran dan tindakan nyata dalam menjaga dan mengelola sumber daya air secara bijak menjadi kunci untuk menjamin keberlanjutan kehidupan, budaya, dan peradaban kita di masa depan.

Pemanfaatan air

Fakta-fakta menunjukkan bahwa krisis air bukan sekadar prediksi, melainkan kenyataan yang sudah menggerus sendi-sendi pertanian. Meskipun Indonesia dikaruniai sekitar 6 persen dari total cadangan air tawar dunia, distribusi air ini sangat timpang dan tidak merata.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Idul Fitri diprediksi jatuh pada 31 Maret 2025

Tolak  RUU TNI, Mahasiswa Unsri Gelar Aksi Diam di Depan  Kantor DPRD Sumsel