Diposkan pada: 19 Feb 2017 ; 3139 Views Kategori: Berita
Sekretaris Kabinet (Seskab) merasa bergembira karena telah bersama-sama sharing/berbagi pada acara Rapat Kerja (raker) Sekretariat Kabinet (Setkab) di Ballroom Hotel Sahid Eminence, Cipanas, Jawa Barat Sabtu (18/2) malam.
“Yang kedua, yang ingin saya sampaikan tadi, ditayangkan tentang tugas dan fungsi, dan juga apa yang menjadi tugas pokok dari Sekretariat Kabinet. Kita memang diatur dalam Perpres, Perpres Nomor 25, tetapi saya mengharapkan dan berkeinginan, kita selalu melakukan inovasi terhadap fungsi dan tugas yang kita miliki sesuai dengan kewenangan yang ada,” sambung Seskab.
Sebagai contoh, lanjut Seskab,dalam minggu-minggu ini Sekretariat Kabinet disibukkan dalam Rapat Terbatas (ratas) yang selama ini belum pernah diadakan oleh Republik ini, dimana ratas menghadirkan Gubernur.
“Kita sudah mulai dari Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Kita korek persoalan bangsa ini dari bawah. Apa yang menjadi persoalan di Sumatera Utara, ternyata sangat berbeda dengan persoalan di Nusa Tenggara Timur, sangat berbeda di Kalimantan Tengah, sangat berbeda di Sulawesi Utara,” tegas Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung.
Lebih lanjut, Seskab menyampaikan bahwa harapannya adalah karena ternyata Indonesia yang begitu luas, begitu kompleks, tidak bisa dikerjakan sendirian. Ia menambahkan di Kalimantan Tengah dibangun pelabuhan Sigintung, pelabuhannya sudah hampir jadi, jalannya tidak ada. Hal yang hampir mirip juga terjadi Provinsi Aceh, ada bendungan, irigasinya tidak ada.
“Inilah sebenarnya cermin besar dari Republik kita ini, yang perlu kita perbaiki. Dan tugas inilah yang saya ingin dorong menjadi tugas kita, menjadi problem solving, memecahkan persoalan-persoalan kebangsaan kita, sesuai dengan fungsi dan juga kewenangan yang kita miliki,” Seskab menjelaskan.
Saat ratas mengenai Sulawesi Utara, KEK Bitung, lanjut Seskab, ternyata persoalannya sangat sederhana yakni belum keluar sertifikasi surat dari Kakanwil atau BPN Sulawesi Utar atau belum dialokasikan dana pembebasan lahan.
“Sehingga persoalan-persoalan bangsa ini menjadi menumpuk, berkumpul, bertumpuk-tumpuk kalau kita tidak uraikan,” tambah Seskab.
Harapannya, lanjut Seskab, pada bidang tugas masing-masing sesuai dengan level dan kewenangannya, seluruh pegawai juga harus melakukan inovasi yang seperti itu. Ia menambahkan agar secara bergilir, beri kesempatan kepada eselon 3 dan eselon 4 di Sekretariat Kabinet, pernah merasakan bagaimana Sidang Kabinet itu berlangsung sehingga ada atmosfer yang berbeda.
“Saudara-saudara, mungkin banyak yang setiap hari bertemu dengan saya, tetapi kalau tidak pernah duduk, tidak pernah bertukar pikiran, tidak pernah berbicara seperti ini pasti tidak tahu,” tutur Seskab.
Hal inilah, menurut Seskab, yang akan menjadi, memicu seseorang, untuk menjadi bagian bahwa rumah besar Sekretariat Kabinet ini menjadi milik bersama, bukan hanya milik para pemimpinnya, eselon 2, eselon 3, eselon 1, tetapi milik bersama.
“Maka Saudara-saudara sekalian, sekali lagi, tentunya, persoalan etos kerja, budaya kerja kita perbaiki. Yang kedua, tadi disebutkan bahwa kita harus bisa menjadi role model. Tentunya role model, yang kita inginkan, role model yang saya inginkan adalah kita menjadi problem solving dari persoalan bangsa ini,” ujar Mas Pram.
Seskab memandang bahwa Presiden Joko Widodo adalah orang yang betul-betul sangat detail, teliti untuk terlibat secara langsung memecahkan persoalan bangsa.
“Tentunya persoalan bangsa yang begitu kompleks tidak bisa diselesaikan oleh pemimpin tertinggi kita baik Presiden maupun Wakil Presiden, kita harus mendukung itu,” pungkas Seskab seraya menyampaikan bahwa hal itu bagian terpenting yang ingin disampaikan pada malam hari ini.
Sebelum Seskab memberikan sambutan, Deputi Bidang Administrasi, Farid Utomo, menyampaikan bahwa tugas pokok Sekretariat Kabinet adalah me-manage kabinet dan dengan mereformasi birokrasi Sekretariat Kabinet maka akan bisa meningkatkan lagi kualitas manajemen kabinet.
Acara Rapat Kerja kali ini, dihadiri oleh seluruh pemangku kepentingan di Sekretariat Kabinet dan berlangsung selama dua hari (18-19 Februari 2017). (RMI/FID/EN)