Bengalore, India (ANTARA News) – Bahwa tentara, polisi, atau petugas keamanan bersenjata harus mampu menembakkan senjata apinya secara jitu dan cepat, semua orang paham sekali. Untuk bisa menuju ke sana, tentu diperlukan serangkaian latihan yang simultan dan memerlukan biaya cukup tinggi.
Biaya itu mencakup arena latihan tembak, silabus pendidikan, tenaga pelatih, amunisi, sistem pengamanan arena dan prosedur, hingga berjenis-jenis senjata api yang harus dimiliki fasilitas pelatihan menembak.
Di satu pojok paviliun perusahaan sistem pertahanan dari Swedia, Saab, di Aero India 2017, di Bengalore, India, 14-18 Februari 2017 ini, terdapat gerai yang dicat hitam legam. Melangkah dan melongok ke dalam subpaviliun itu, terdapat layar besar yang menggambarkan papan-papan target tembakan.
Dari meja besar di dalam subpaviliun itu, tergeletak tiga senjata —sebetulnya hanya replika skala 1:1— yang didedikasikan untuk berlatih menembak di sistem pelatihan menembak, yang dinamakan Saab sebagai Small Arms Virtual Indoor Trainer (SAVIT). Sistem ini dinyatakan Saab sebagai sistem pelatihan menembak senjata api yang efektif dan realistik.
Mengambil satu senjata genggam, replika skala penuh Glock 19 lengkap dengan magasinnya, tangan langsung mengokang pistol taktis yang aslinya buatan Austria ini. Replika pistol ini terasa memiliki bobot persis sama dengan aslinya. Juga dengan sistem pengamannya yang unik.
Menarik mengamati bagian larasnya, terdapat dua colokan (jack), yaitu untuk listik dan satu lagi untuk colokan serupa dengan colokan untuk telefon genggam. Masih ada lagi yang unik, yaitu pemancar blue tooth, yang bermanfaat untuk memancarkan data hasil tembakan secara seketika kepada sistem pengatur induk.
Jadi, penembak bisa bergerak sesuai keperluan skenario latihan atau keinginan penembak. Yang menarik, dikarenakan SAVIT ini berbasis data elektronika, maka “mengisi” magasin juga dilakukan secara elektronika. Misalnya mengisi 15 peluru 9×19 Glock 19 itu, cukup dengan mencabut magasin dan mencolokkan kabel USB-nya; jadilah dia terisi penuh dan siap dipergunakan.
Selain replika pistol Glock 19, terdapat juga replika submachine gun Heckler and Koch MP-5A5 beramunisi 9×19 milimeter. Replika submachine gun yang sangat kondang di antara pasukan komando dan pasukan khusus ini juga memiliki dimensi, kelengkapan, fitur-fitur, dan titik gravitasi persis seperti aslinya. Ini bagian dari kata realistik yang dimaksud dari sistem SAVIT ini.
Masih ada lagi senapan serbu Heckler and Koch 103, yang ukurannya lebih berat dan peruntukannya berbeda ketimbang HK MP-5A3 itu. Bedanya lagi, peluru yang dipergunakan 7,62 milimeter standar NATO.
Berdasarkan uji coba di lokasi itu, sistem SAVIT ini bisa dipergunakan hingga menyimulasikan latihan menembak sejarak 5.000 meter. Jarak sejauh itu jelas sudah di luar jarak tembak senapan runduk kaliber 12,7 milimeter alias 0,5 inchi, namun masih masuk dalam jarak tembak mortir 60-80 milimeter.
Proses pelatihan, menurut silabus teknis SAVIT, bisa dimulai dari pelatihan berbasis komputer secara elektronik (CBT e-learning). Atau jika diperlukan, bisa juga untuk melatih penembak-penembak jitu alias penembak runduk, pun bisa untuk melatih kemampuan menembak grup taktikal penyerbu. Di sinilah naluri gerak cepat dan intuisi kemampuan memutuskan untuk menembak atau tidak menembak bisa diasah.
Saat uji coba dilaksanakan, skenario yang dijalankan adalah pembebasan sandera di suatu perang kota. Musuh dan sandera tampil tanpa bisa diduga, ada kalanya hanya musuh tanpa sandera, dan ada kalanya bersama sandera, atau sandera berlari sendiri.
“Semuanya sangat realistis, termasuk efek tendangan balik (recoil) yang timbul setiap peluru keluar dari laras. Jangan lagi soal audio dan efek ‘tendangan’ dari sistem audio yang bisa ditimbulkan, serasa berada di dalam medan pertempuran sesungguhnya,” kata Project Manager Training and Simulation Business Area Dynamics Saab Czech, Ales Ostrovsky.
Sistem SAVIT, kata dia, memang dikembangkan dari Czech melalui satu perusahaan kecil setempat yang kemudian diakuisisi Saab dari Swedia itu. Itulah sebabnya semua produk dan sistem SAVIT ini berasal dari Saab Czech.
Ada ratusan skenario latihan yang bisa dilaksanakan, mulai dari latihan tembak statis (papan sasaran hanya diam atau multi sasaran), di hutan tundra, pada segala musim, di pegunungan, di pantai, hingga perkotaan atau situasi perang sesungguhnya, sampai pembebasan sandera di pesawat terbang, dan lain-lain.
“SAVIT bisa melibatkan hingga dua peleton personel (39 x 2) yang berlatih, dengan berjenis-jenis senjata hingga mortir 60 milimeter dan 80 milimeter,” kata dia. Bahkan amunisi panggul anti tank sekelas Carl Gustav 84 milimeter atau FIM-92 Stinger.
Dengan begitu, latihan bertempur, menyergap, hingga pembebasan sandera dan pelolosan bisa dilakukan secara terpadu. Misalnya, pasukan utama yang bergerak memerlukan tembakan-tembakan perlindungan dari personel yang memakai Carl Gustav 84 milimeter atau RBS 70NG, maka secara mudah itu bisa dilakukan.
Sembari latihan dilakukan, pelatih bisa mencatat dan memberi penilaian capaian masing-masing personel di tingkat perorangan hingga peleton plus. Dengan angka-angka itu, maka kualitas dan profesionalitas personel bisa ditingkatkan.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017