Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar. PAUD melakukan rangkaian proses pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia delapan tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidik untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.
9 aspek kecerdasan anak juga disentuh kuat dalam jenjang PAUD ini yaitu: kecerdasan linguistik, logika matematik, visual-spasial, musikal, kinestetik, naturalis, interpersonal, intrapersonal dan spiritual dengan menggunakan strategi belajar sambil bermain, berpusat pada anak dan kebermaknaan agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Dalam pelaksanaan PAUD sering kali dihadapkan pada berbagai kendala, terutama yang menyangkut dengan masalah pembiayaan yang serba mahal dan tidak terjangkau. Oleh karena itu perlu dicarikan langkah-langkah inovatif untuk mengatasinya supaya PAUD bisa dilaksanakan dengan murah tetapi tetap berkualitas.
Dalam hal ini perlu kreativitas guru untuk membuat Alat Permainan Edukatif (APE) yang multi fungsi, menarik, aman, berukuran sesuai dengan usia anak dan awet. APE juga tidak boleh membahayakan dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Permainan edukatif tidak selalu identik dengan permainan canggih yang mahal. Permainan edukatif dapat dibuat dengan desain mudah dan sederhana serta bahan-bahan limbah dan bahan alam yang mudah diperoleh.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru harus lebih menggali kreativitas anak-anak dan melatih keberanian anak untuk lebih berkreasi dalam merancang suatu karya. Tentu saja karya yang sesuai dengan imajinasinya sehingga muncul karya-karya baru yang unik sesuai tingkat perkembangan anak dan kreativitas anak.
Guru PAUD harus punya keterampilan dalam membuat media dari bahan bekas dan alam. Guru-guru tersebut bisa memanfaatkan bahan bekas dan bahan alam menjadi media pembelajaran yang menarik untuk anak usia dini agar pembelajaran di dalam kelas, menjadi lebih menarik bagi mereka.
Media pembelajaran untuk anak usia dini adalah suatu hal yang sangat penting. Hasil penelitian mengatakan bahwa anak usia dini hanya mampu fokus dan berkonsentrasi paling lama 10 menit.
Untuk menjadikan mereka tetap betah di kelas, guru tentu harus cerdas menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik agar bisa mengembangkan aspek–aspek perkembangan untuk anak usia dini.
Proses pembelajaran akan berjalan semakin menyenangkan dan diharapkan keaktifan anak akan semakin terasah Seorang guru harus lebih kreatif dan terampil dalam membuat media pembelajaran yang lebih menarik dan aman untuk anak usia dini.
Dalam hal ini guru bisa memanfaatkan bahan bekas seperti kardus, tutup botol, plastik, kaleng serta bahan alamnya adalah pasir, daun kering dan yang lainnya. Semua bertujuan agar anak dapat mengenal dan mengetahui media pembelajaran.
Media yang digunakan tidak hanya dengan membeli di toko tetapi bisa juga dengan memanfaatkan bahan bekas dan alam. Aktivitas bermain dengan media alam dapat membantu perkembangan kemampuan kognitif anak. Melalui media alam, anak dapat tergali pengetahuannya,
Pemanfaatan lingkungan alam akan merangsang bakat dan potensi anak. Lingkungan alam dapat merangsang potensi anak dikarenakan, alam bersifat universal dan tidak habis-habis, alam tidak dapat diprediksi, alam sangat berlimpah, alam itu indah, alam menciptakan banyak tempat, alam dapat menyembuhkan dan mengandung kekayaan makanan yang bergizi.
Tujuan pemanfaatan bahan alam sebagai media bermain yaitu ,memperluas/menambah alat bermain/ sebagai sumber belajar, memotivasi guru/orangtua untuk lebih peka dalam memaksimalkan lingkungan sekitar sebagai media bermain, murah, mudah dan tersedia di lingkungan sekitar.
Dari lingkungan alam guru dapat memanfaatkan bahan alam sebagai media yang mudah didapat, selain itu bahannya nyata bagi pembelajaran anak. Dalam memanfaatkan bahan alam sebagai media pembelajaran, guru juga dapat mengembangkan kreativitas anak dengan menjadikan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi anak.
Dengan memanfaatkan bahan alam sebagai alat permainan edukatif, tentu guru, orangtua dan anak akan terbiasa berkreasi. Sekaligus memanfaatkan bahan murah, mudah didapat, dan tentu ramah lingkungan, sebagai media pembelajaran anak. (Febri Maryeni, S.Pd, PENILIK PAUD DISDIKBUD TANAHDATAR)