in

Alasan Ardhito Pramono gunakan bahasa Indonesia di album terbaru

Jakarta (ANTARA) – Musisi Ardhito Pramono mengaku ingin mencoba keluar dari zona nyaman dengan merilis album penuh berbahasa Indonesia yang berjudul “Wijayakusuma”.

“Menurut gue, lagu Barat gue kemarin itu sudah ada di comfort zone sampai akhirnya gue bisa ninggalin comfort zone gue,” ungkap Ardhito saat dijumpai di Bartisserie Ashta District 8, Jakarta Selatan, Rabu.

Tak hanya ingin keluar dari zona nyaman, Ardhito juga merasa banyak dampak yang kurang baik dari menggunakan bahasa Inggris dalam karya-karyanya selama ini. Sebab menurutnya, hal tersebut lambat laun dapat membuat bahasa Indonesia lenyap dan digantikan oleh bahasa asing dalam sebuah karya.

“Gue melihat banyak sekali dampak kurang baik dari karya gue selama ini yang menggunakan bahasa Inggris. Misalnya teman-teman musisi baru yang akhirnya ikut memilih menggunakan bahasa Inggris dalam karyanya,” ujar Ardhito.

“Gue tidak ingin bahasa kita lenyap digantikan oleh bahasa asing dalam sebuah pengkaryaan. Lagu-lagu Portugis, Brazil, Korea bisa menggunakan bahasanya sendiri. Kenapa gue menjadikan bahasa Indonesia menjadi hal utama dalam membuat lagu? Kenapa gue nggak bisa mempercantik bahasa Indonesia menjadi suatu karya,” sambungnya.

Seperti yang diketahui, lagu-lagu Ardhito Pramono umumnya ditulis dalam bahasa Inggris. Pada mini album terakhir Ardhito yakni “Craziest thing happened in my backyard”, 5 lagu pun ditulis dalam lirik berbahasa Inggris.

Menurut Ardhito, menulis lirik berbahasa Indonesia di album penuh “Wijayakusuma” pun tak semudah menulis lirik lagu dalam bahasa Inggris. Sebab dalam penulisan lirik berbahasa Indonesia, Ardhito memerlukan waktu untuk pemilihan diksi lirik lagu yang dibuatnya.

“Untuk kesulitannya sebenarnya di penulisannya. Karena menulis lagu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris itu dua pola yang berbeda. Kalau nulis lagu bahasa Inggris itu mungkin bisa secepat 5 menit sudah jadi satu lagu,” kata Ardhito.

“Kayak lagu ‘I Just Couldn’t Save You Tonight’ itu under 5 minutes sudah jadi. Tapi untuk lagu bahasa Indonesia, pemilihan diksi, pemilihan kunci itu lebih menantang sih,” tutupnya.

Baca juga: Masa lalu Ardhito Pramono dalam lagu “Daun Surgawi”

Baca juga: Ardhito Pramono resmikan album “Wijayakusuma”

Baca juga: Ardhito Pramono rilis lagu baru “Wijayakusuma”

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2022

What do you think?

Written by Julliana Elora

Program Nagari Sekolah Bisa Cegah Ketergantungan Siswa Pada Android

Masa lalu Ardhito Pramono dalam lagu “Daun Surgawi”