Polri terus mendalami kasus dugaan makar. Fakta terbaru, korps Bhayangkara mendeteksi aliran dana makar digelontorkan secara bertahap. Dari siapa aliran dan mengalir pada siapa, masih dirahasiakan.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Mabes Polri, Kombespol Martinus Sitompul menuturkan, ada aliran dana ratusan juta rupiah yang masuk ke sejumlah rekening. Ini diduga untuk mendanai upaya makar. “Tapi, tidak hanya di situ,” ujarnya.
Ada juga aliran dana yang dikirim puluhan juta. Uang tersebut digelontorkan secara bertahap. “Tidak hanya satu atau dua aliran dana,” paparnya. Soal siapa pengirim dan penerima dana, Martinus menuturkan masih dirahasiakan. Namun, dia memastikan akan menelusuri ujung aliran dana dan perannya.
“Penerimanya siapa dan untuk apa saja,” paparnya. Ada juga seseorang yang berperan sebagai operator lapangan. Penyidik sedang merangkai konstruksi hukum untuk kasus tersebut. “Semua yang membantu mendanai dan memfasilitasi tentu akan dilihat,” tegasnya.
Martinus menuturkan, fokus utama penyidik saat ini memastikan tujuan uang tersebut ditransfer. “Jangan sampai nanti uang itu hanya disebut untuk beli kue, kan harus dikonfirmasi benar,” ujarnya.
Polri akan bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mendalami dana makar tersebut. Semua informasi dari pihak manapun akan diterima penyidik. “Kalau PPATK jelas akan diminta mendukung pengungkapan aliran dana ini,” jelasnya.
Karopenmas Divhumas Mabes Polri, Kombespol Rikwanto mengatakan sudah mengantongi nama pengirim dana. Karena pertimbangan tertentu, belum bisa diungkapkan. “Identitasnya diketahui dari bukti transfer yang didapatkan kepolisian,” jelasnya.
Dia menegaskan semua yang terlibat akan dikejar. “Bila saat ini belum dilakukan penangkapan, artinya masih ada sejumlah pertimbangan yang perlu dimatangkan. Ya, cepat atau lambat pasti akan ditangkap,” terangnya.
Sebelumnya, Polri menangkap delapan aktivis terkait kasus dugaan makar. Mereka pernah mengadakan sebuah pertemuan yang disebut-sebut difasilitasi seorang mantan pejabat militer era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (*)
LOGIN untuk mengomentari.