in

Alonzo Brata gabungkan musikus jaz tiga generasi

Saya merasa sangat terhormat bisa tampil bersama mereka

Jakarta (ANTARA) – Sabtu (25/9) malam menjadi salah satu momen istimewa bagi dunia jazz Indonesia saat penyanyi dan musikus jazz dari tiga generasi bergabung dalam konser Alonzo Brata, penyanyi jaz berusia 19 tahun.

Alonzo Brata, yang kerap dipanggil Alonzo, malam itu menggaet dua legenda jaz Indonesia, penyanyi Margie Segers (72 tahun) dan gitaris Oele Pattiselanno (76 tahun), serta “senior”nya, pianis Nial Djuliarso (41 tahun).

Mereka ditampilkan Alonzo sebagai “tamu spesial” dalam konsernya yang digelar di Motion Blue, Jakarta.

Alonzo, yang disebutkan oleh Motion Blue sebagai “rising star“, terbilang pemain baru di industri musik jazz Indonesia. Ia baru muncul muncul pada 2022 dengan meluncurkan album pertama, yang bertajuk “Giant Baby Steps”.

Namun, album yang digarap bersama Nial Djuliarso beserta band East Side Jazz Initiative itu sudah mulai mendapat apresiasi. “Giant Baby Steps” adalah nomine penghargaan musik AMI Awards 2022 pada kategori Album Jazz Terbaik.

Margie, Oele, dan Nial muncul pada sesi kedua konser, setelah Alonzo melantunkan sejumlah lagu yang diambil dari “Giant Baby Steps” serta koleksi lagu klasik jazz Amerika, seperti “Ain’t That A Kick in the Head”, “Fascinating Rhythm”, dan “I Won’t Dance”.

Selama sesi pertama, pria bersuara bariton itu diiringi oleh pemain bas Joshua Alexander, pemain drum Deska Anugrah Samudra, dan pianis Rio Manuel.

Sepanjang tiga jam konser, Alonzo membawakan lagu-lagu dengan berbagai irama, termasuk balad, bossanova, dan swing.

Penampilannya dalam membawakan lagu-lagu berirama swing memancing para penonton, terutama dari komunitas dansa swing, Indoswing– untuk menari. Mereka melahap hampir semua lagu-lagu swing –baik bertempo cepat maupun lambat– dengan memenuhi lantai dansa.

Baca juga: Sarinah Jazz Night malam ini hadirkan legenda musisi jazz Fariz RM

Baca juga: Prambanan Jazz Festival 2022 beri kolaborasi musisi lintas generasi

Ganti lirik

Sesi kedua dibuka dengan penampilan Oele, yang bersama band tersebut membawakan lagu instrumental “Stompin’ at the Savoy”.

Margie Segers lalu naik panggung bergabung dengan Oele. Margie antara lain menyanyikan lagu andalannya, “Semua Bisa Bilang”.

Selama menampilkan beberapa lagu, Margie kerap berkomunikasi dengan para penonton yang memenuhi ruangan.

Gelak tawa para penonton kerap terdengar saat ia melantunkan lagu –yang terkadang ia ganti liriknya– atau ketika ia menceritakan pengalaman sebagai penyanyi yang sudah banyak makan ‘asam garam’.

Energi seperti itu sedikit demi sedikit ia tularkan kepada Alonzo, yang ia undang untuk berduet, untuk menyanyikan lagu “Route 66” dan “Fly Me to the Moon” dan dalam irama swing.

“Fly Me to the Moon” juga menjadi lagu yang menyatukan para musikus tiga generasi itu, saat Nial diundang Margie naik panggung. Lagu mengalir dengan dipenuhi improvisasi dari masing-masing musikus.

Alonzo, yang sebelumnya pada sesi satu tampak agak malu-malu, akhirnya mulai berani berimprovisasi dalam penampilannya dengan mengubah lirik yang juga membuat para penonton tertawa terbahak-bahak.

Untuk “membalas” pancingan Margie, misalnya, pria yang terinspirasi oleh banyak artis jazz Amerika seperti Frank Sinatra, Louis Amstrong, dan Nat King Cole itu, mengubah sebagian lirik “Fly Me to The Moon”.

Lirik “In other words, baby, kiss me” ia nyanyikan menjadi “In other words, baby, don’t kiss me” –sambil melirik ke arah Margie.

Tepuk tangan meriah bergemuruh ketika ketika Alonzo, Margie, Oele, dan Nial mengakhiri lagu tersebut.

Setelah itu, Alonzo berduet dengan Nial membawakan dua lagu jaz balad berjudul “Glad to be Unhappy” dan “Nature Boy”, yang masing-masing dipopulerkan oleh Frank Sinatra dan Nat King Cole.

Bersama band, Alonzo dan Nial juga membawakan beberapa lagu berirama swing, termasuk “Strollin’ Down the Avenue” yang diciptakan Nial ketika ia malang melintang berkarier sebagai musikus jaz di Amerika Serikat.

Konser tiga jam Alonzo berakhir dengan lagu “Hello Dolly”.

Sambil menempelkan satu tangannya di dada, Alonzo berdiri di atas panggung menutup pertunjukan, “Saya merasa sangat terhormat bisa tampil bersama mereka.”

Baca juga: Dirty Loops guncang hari terakhir Java Jazz Festival 2022

Baca juga: Semangat penonton Indonesia pukau Ron King dan Samm Henshaw

Baca juga: Danilla bahas isu “insecurity” saat pentas di BNI Java Jazz 2022

Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2022

What do you think?

Written by Julliana Elora

Sederhana, STQ Tingkat Kabupaten Diikuti 294 Peserta

Badan pengelola Geoapark Meratus 11 geosite internasional