SIBUHUAN (Berita): Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Pejuang Rakyat (AMP3R) Kab. Padanglawas (Palas) mendesak Kejaksaan segera memanggil dan memeriksa Asisten I Gunung Tua Hamonangan Daulay, terkait dugaan Pungli Dana Desa TA. 2016 saat menjabat Plt. Kaban Pemdes.
“Panggil dan periksa GT. Hamonagan Daulay, bebaskan dan merdekakan Palas dari belenggu iblis-iblis berdasi yang melakukan korupsi dana desa,”. Seru AMP3R, Selasa (16/5) di Halaman Kantor Kejari Palas yang mendapat pengawalan ketat dari pihak Satpol PP dan Kepolisian.
Dalam orasinya Mahasiswa menyebutkan, dana desa yang seharusnya mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional berwawasan keadilan, kebenaran, makmur dan sejahtera. Kenyataanya masih jauh dan melenceng dari yang diharapkan oleh masyarakat akibat ulah oknum-oknum iblis berdasi yang tidak bertanggung jawab berkolaborasi melakukan korupsi dana desa secara berjamaah.
Sementar kinerja Penegak hukum khususnya Kejari Palas terlihat bayangan buram seolah-olah membiarkan terjadinya korupsi besar-besaran dan pemiskinan masyarakat desa. Mirisnya, hingga aksi unjuk rasa ke V sampai hari ini tidak ada tindakan tegas dari Kejari sehingga kuat dugaan telah terjadi Kolusi antara kejaksaan dengan para mafia dana desa.
Ketua Umum AMP3R F. Riski Lubis dalam selebaran tuntutan yang dibacakannya, meminta Inspektorat agar mengaudit dana desa TA. 2015 dan 2016 yang diduga banyak kejanggalan dan penyelewengan serta penyalahgunaan wewenang dan meminta Kejari Palas agar memanggil dan memeriksa seluruh camat se-Kab. Palas terkait pungli dana desa TA 2015 dan 2016.
Kemudian, meminta Bupati membubarkan APDESI Palas karena diduga hanya menghambat pembangunan daerah. Terakhir AMP3R meminta tim saber pungli Polres Tapsel bertindak tegas dan melakukan penyelidikan dan penyidikan serta penangkapan atas dugaan pungli yang dimotori oleh oknum-oknum di DPC APDESI Palas.
Pantauan Berita, aksi unjuk rasa Mahasiswa tersebut di Kantor SKPD Terpadu Sigala-gala tempat Bupati Palas berdinas, tidak satupun pejabat yang menyambut Mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya. Hal yang demikianpun terjadi di Kantor Pemdes, Kejari Palas dan Kantor DPRD.
Mahasiswa yang kecewa atas kondisi itu, sebelum membubarkan aksinya berjanji akan turun kembali dengan massa yang lebih banyak lagi hingga tuntutan mereka diterima dan terselesaikan hingga tuntas. (tio).