Selasa, 21 Maret 2017 14:49 WIB
* Sempat Lepaskan Tembakan Air Softgun
* Kampak Juga Dibawa Masuk Kelas
BLANGPIDIE – Tindakan ala sekuel film comboy dipraktekkan seorang wanita Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas di Dinas Perhubungan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Ny Su (45), warga Kecamatan Susoh, Abdya.
Hanya gara gara anaknya kehilangan hand phone (HP) yang jelas jelas dilarang dibawa ke sekolah, Ny Su yang disebut-sebut saat ini single parent itu, tega menyetrum seorang siswa yang diklaim sebagai tertuduh pengambil Hape anaknya.
Kedatangan Ny Su ke sekolah dengan langsung merangsek masuk kelas, membuat dewan guru akhirnya melaporkan kasus itu ke polisi. Bahkan para murid sempat trauma dengan gaya cowboy Ny Su. Wanita itu merangsek masuk kelas, dengan ‘mempersenjatai’ diri dengan sebuah pistol air softgun, kampak serta alat setrum.
Kedatangan Ny Su ke kelas itu mengingatkan banyak pihak dengan hero di film eksyen mirip sekuel Rambo yang masuk ke gelanggang laga dengan senjata otomatis, peluncur roket serta rangkaian granat tersangkut di tubuh. Insiden tersebut itu terjadi Kamis (16/3) lalu sekira pukul 09.15 WIB. Polisi kini sedang menelusuri laporan para dewan guru soal ulah Ny Su, seperti diakui sumber sumber di Mapolsek Blangpidie.
Sementara pelajar yang jadi korban setrum adalah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1, Kecamatan Blangpidie, yaitu JK.
Informasi yang diterima dari salah seorang dewan guru menyebutkan, kasus itu berawal dari hilangnya handphone (Hp) milik IF (14) yang tidak lain adalah anaknya Ny Su.
Hilangnya HP IF itu terjadi, hari Rabu (15/3) atau sehari sebelum kejadian. Merasa kesal HP anaknya hilang, Ny Su mendatangi dewan guru sekira pukul 15.00 WIB, dan meminta dewan guru segera mencari pelaku yang telah mengambil Hp anaknya itu. Saksi mengaku jika saat itu Ny Su sempat mengeluarkan ancaman tembak pelaku. “Mendengar pernyataan tersebut, salah seorang dewan guru meminta agar SU berbalik ke sekolah pada hari Kamis, mengingat pada jam 15.00 WIB itu, para murid telah pulang ke rumah masing-masing dan soal itu bisa diselesaikan secara baik-baik,” ujar dewan guru tersebut.
Keesokan harinya, tambahnya, sekira pukul 09.10 WIB, ibu siswa itu kembali datang ke rumah sekolah, tanpa basa-basi dan masuk tanpa seiizin dewan guru dan piket sekolah, Ny SU merangsek ke kelas VIII(4).
Beberapa guru yang berusaha menenangkan keadaan, tak membuat wanita itu rendah tensinya. Wanita yang disebut-sebut kadang temperamental itu meminta persoalan harus diselesaikan saat itu juga di dalam kelas. Para murid tampak bergidik, ia meminta anak-anak segera mengaku dan mengembalikan HP merk oppo Joy milik anaknya itu.
Saksi mata mengungkapkan, tiba tiba Ny Su mengeluarkan pistol (air softgun), dan meminta segera siswa mengaku, jika tidak senjata itu akan ditembakkan.
Bukan hanya gertak, Ny melepaskan tembakan ke arah jendela kelas yang bolog. Mendengar letupan itu, dewan guru yang berada di ruang kelas ketakutan dengan aksi SU tersebut. Ny Su lalu mengkonfrontir anaknya, siapa yang melihat dia meletakkan HP, hingga sang anak menyebut nama RK dan JK.
Mendengar jawaban tersebut, Su mencoba mendekati JK sambil membawa alat setrum. Setiba disamping remaja JK, wanita Su langsung menempelkan alat setrum itu ke tangan JK, hingga remaja itu menjerit kesakitan.
Saat saat genting itulah muncul polisi ke dalam kelas, setelah dihubungi oleh dewan guru yang merasa keberatan dengan ulqah cowboy Ny Su.
Kepala Sekolah SMPN 1 Balangpidie, Nurhayani didampingi wakil Kepala Sekolah, Bustamam dan para dewan guru saat dikonfirmasi membenarkan adanya insiden tersebut. Ia mengatakan kasus tersebut telah dilaporkan ke Polsek Blangpidie, karena pihak sekolah keberatan dengan sikap wali murid yang terkesan semena-mena tersebut. “Selama ini, kalau ada persoalan selalu kita selesaikan secara baik-baik, dan alhamdulillah bisa diselesaiakan secara kekeluargaan, tapi kelakuan Ny Su ini sudah di luar kewajaran dan kepatutan, sehingga kami merasa keberatan sikap dia seperti itu,” kata Kepala Sekolah SMPN 1 Blangpidie, Senin (20/3).
Menurutnya, SMPN 1 Blangpidie telah membuat peraturan tentang larangan siswa membawa HP dan emas, dengan adanya kehilangan tersebut seharusnya wali murid harus bersikap bijak dan merasa bersalah dan meminta persoalan tersebut diselesaikan dengan cara baik-baik. “Kami seperti tidak dihargai, seharusnya dia melapor dulu ke piket layaknya wali murid lain, jangan langsung terobos gitu. Kedua, dia membawa senjata yang membawa barang membahayakan, seperti pistol, alat setrum dan terakhir saat diperiksa oleh polisi juga membawa kampak, jelas ini sudah berencana dan kami sangat keberatan, dan kasus ini telah kami laporkan secara resmi dan melangkapi administrasi pada hari jumat,” ujar salah seorang guru.
Selain itu, sambungnya, siswa yang disetrum tersebut mengalami trauma dan dua hari tidak masuk kelas, dan sampai saat ini masih mengalami kesakitan.(c50)