in

Anggota Koramil 02 Selamatkan Korban Erupsi Marapi, Terbayang Keluarga Korban Menunggu

Terlihat Serda Adrian Kurniawan mengevakuasi salah satu korban dari
puncak marapi.(NANDA ANGGARA/PADEK)

Serda Adrian Kurniawan, dan Serda Aulia Firmansyah bertugas sebagai anggota Kodim 0403 Agam, tepatnya di Koramil 02 Banuhampu, Sungaipua.

Keduanya terlibat dalam “misi” evakuasi korban Marapi. Bertaruh nyawa dan butuh perjuangan menaklukkan rintangan Marapi, mereka berhasil membawa korban turun gunung.

USAI erupsi Minggu (3/12) sekira pukul 14.58, keduanya bergegas ke kantor Koramil 02 Banuhampu Sungaipua. Setelah mendapatkan perintah untuk turun ke lokasi dari Danramil Lettu Infanteri Sumantri, keduanya bersama tiga rekan lainnya langsung menuju pos Batupalano.

Kelimanya yang terdiri dari Serda Adrian Kurniawan, dan Serda Aulia Firmansyah, Serda Ahmad Lutfi, Serda Selamet, dan Koptu Depi Arman, menuju kawasan Pasangrahan dengan menggunakan sepeda motor.

Setelah mendapatkan informasi jika adanya pendaki yang terjebak di puncak gunung, kelimanya langsung bergerak cepat menuju puncak tanpa bekal logistik dan Alat Pelindung Diri (APD).

Sesampai di Pasanggrahan, kelimanya berhenti dan bergabung dengan tim relawan lainnya menunggu tim dari puncak yang tengah turun membawa korban. Setelah menunggu beberapa jam, tim dari puncak mulai terlihat dan terdengar menuju Pasanggrahan.

Kelimanya dan beberapa orang relawan lain yang menunggu di sana ikut bergabung dengan tim sebelumnya membawa korban dan membawa korban bersama-sama ke pos pendakian.

“Kami berlima awalnya satu tim, kemudian di Pasanggrahan berjumpa relawan lain, kemudian kami bergabung dengan tim yang datang dari atas membawa korban turun ke bawah. Kira-kira waktu itu sudah tengah malam, suasana dalam keadaan hujan,” ujar Serda Adrian Kurniawan, saat dijumpai di Simpang Empat Batupalano, Rabu (6/12).

Diwarnai dengan hujan dan cemas akan terjadinya erupsi susulan, tim lainnya juga melakukan hal serupa hingga pagi menjelang. Sehari pascaerupsi, tepatnya Senin, Posko Erupsi Gunung Marapi didirikan, ratusan relawan dari berbagai instansi mulai berdatangan dan melakukan koordinasi secara bersama.

Karena sudah bertugas Minggu, Serda Adrian mendapatkan tugas di area posko yang ada di Kantor Wali Nagari Batupalano bersama beberapa rekan lainnya sepanjang Senin (4/12).

Namun, Selasa (5/12) pagi, Serda Adrian dan beberapa teman lainnya yang dibentuk beberapa grup dalam satu tim kembali melakukan pendakian untuk proses evakuasi.

Serda Adrian yang juga Babinsa Nagari Batagak, Kecamatan Sungaipua itu bersama anggota tim lainnya menuju puncak dengan menempuh jalur trabas di Batupalano.

Setelah mendaki selama tiga jam dan berpacu dengan waktu, para petu gas yang sampai di puncak membagi tugas mencari para korban. Saat itu beberapa petugas menemukan beberapa tubuh korban dalam kondisi tidak bernyawa.

Proses evakuasi yang dilakukan tidak segampang yang dibayangkan, selain menempuh trek yang licin karena jalanan habis diguyur hujan, serta berpacu dengan waktu, hampir seluruh petugas dan relawan yang ada di puncak selalu merasa waswas takut akan terjadi erupsi.

“Jarak pandang tidak seberapa, namun kita bisa mendengar suara teman yang lain, yang jelas koordinasi selalu berjalan,” ujarnya.

Tidak bisa diungkapkan dengan perkataan untuk menggambarkan perasaan yang ada ketika menemukan tubuh korban bergelimpangan tanpa nyawa saat itu, sedih, haru, cemas, detak jantung semakin cepat, serta pikiran mengingat keluarga korban yang ditinggal bercampur baur kala itu.

“Terasa-rasa oleh saya, bagaimana mereka menghadapi ini saat kejadian berlangsung, saya tertegun, sedih, pokoknya semua rasa sudah bercampur, susah untuk dijelaskan,” ujar Serda Adrian Kurniawan sembari mengingat kejadian itu.

Setelah memasukkan tubuh jenazah dalam kantong mayat, dimulailah proses penurunan korban dengan cara menggotong ke bawah. Jangan dikira gampang menggotong korban dari puncak ke bawah, jalanan yang licin mesti harus ekstra hati-hati dilewati.

Bahkan, tidak jarang beberapa anggota tim terjatuh dan tergelincir. Meski begitu, tetap kembali bangkit tanpa mengeluh karena berpacu waktu. “Ada keluarga mereka yang menunggu di bawah, mereka butuh kabar, butuh informasi setelah sekian lama hilang kontak, hal seperti itulah yang selalu terngiang dalam kepala kami untuk membawa korban segera turun ke bawah,” ujarnya.

Melakukan solidaritas kemanusiaan serupa itu, tidak butuh panggilan tugas, namun akan secara spontan menyentuh hati untuk terpanggil, dan juga panggilan jiwa yang menggebu untuk bisa membantu para korban. “Hal itu akan dialami oleh semua relawan, bagi kita, mengingat keluarga korban yang menunggu lebih penting dari soal tergelincir karena licin,” kenangnya.

Senada dengan itu, juga diutarakan Serda Aulia Firmansyah, dirinya yang juga ikut dalam tim namun berbeda dengan Serda Adrian setelah menemukan korban langsung melakukan evakuasi ke bawah.
Serda Aulia Firmansyah yang juga Babinsa Nagari Kubang Putiah, Kecamatan Banuhampu itu bersama tim lainnya berpacu dengan waktu menurunkan korban.

Selasa itu, ratusan petugas gabungan yang dibagi dalam beberapa grup namun satu tim berpencar melakukan penyisiran. Setidaknya, Selasa itu tercatat 17 orang korban dievakuasi dalam keadaan meninggal.

“Sebenarnya lebih ke panggilan hati dan jiwa, rasa kemanusian kita yang tergugah, kasihan, iba, sedih, cemas, sudah bercampur dan melebur menjadi semangat untuk segera sampai ke bawah,” ujar Serda Aulia Firman.

Kondisi saat berada di kawasan Cadas pada Selasa siang itu, sebutnya, masih diwarnai erupsi, dengan pandangan sangat minim. Beruntungnya, saat naik Selasa perlengkapan APD dan Logistik telah memadai, berbeda dari pada hari Minggu yang hanya modal tangan kosong. Korban dievakuasi tergantung kondisi korban sendiri, ada yang digendong, ada yang ditandu, ada juga yang digotong dengan kantong mayat.

“Yang jelas ada suka dukanya, kalau takut itu pasti ada, apalagi masih erupsi, makanya koordinasi selalu dijalankan agar mudah memantau anggota tim, agar tidak ada korban lainnya. Semuanya juga sudah dirancang dan direncanakan jika seandainya terjadi erupsi mendadak sebagai upaya awal penyelamatan,” tukasnya. (NANDA ANGGARA — Agam)

What do you think?

Written by Julliana Elora

LAPOR! Goes To Campus 2023, Pelayanan Publik Butuh Partisipasi Publik

Vino dan Bella ungkap tantangan produksi “Hamka & Siti Raham vol.2”