Bandung, 15 Februari 1962 (Antara) – Permintaan “kelom geulis” buatan Indonesia diluar negeri djauh lebih banjak bila dibandingkan dengan permintaan orang dalam negeri (Indonesia) sendiri. Tapi permintaan itu tidak terpenuhi, karena selain kesukaran dalam hal pembuatannja jakni harus mengeluarkan upah jang besar, djuga keadaan bahan2nja sukar didapat.
Menurut The Tiong Sok (wk. kepala perusahaan “Kelom Geulis Keng” Bandung), permintaan itu terpenuhi apabila perusahaan2 kelom itu tergabung dan dipegang oleh pemerintah.
Kesukaran2 jang dihadapi perusahaan2 kelom geulis pada umumnja ialah: bahan kaju sukar didapat; tenaga ahli pengukir kurang (pengukir dari Djepara tak sesuai)’ bahan2 seperti beludru, plastik, tjat, kulit harganja sudah amat tinggi naiknja.
Mengenai ukiran jang amat digemari oleh orang2 luar negeri, kata Seng, adalah kelom jang berukiran seperti wajang golek, raksasa dan lain2. Umumnja perusahaan2 kelom sudah menghubungi Djawatan Perindustrian untuk memperoleh djatah, tapi sampai kini belum ada djawaban apa2. Disamping itu pengusaha2 tsb djuga masih enunggu ke OPS dimana harus menggabung.
Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Terkait