Medan, 8 November 1960 (Antara) – Koordinator Kantor Penerangan Agama di Tapanuli, Idris Blaminy, dalam tjeramahnja di depan mahasiswa-mahasiswa UISU Medan, berpokok “Perkembangan Kebudajaan dan Agama Islam di Nias” menerangkan bahwa perkataan “Nias” berasal dari kata-kata Arab, “Annas” jang berarti manusia.
Nama tersebut diberikan oleh Ibnu Batutah, seorang pengembara bangsa Arab jang mendarat di Lahewa pada abad ke-4 Hijriah. Ketika ia mendarat bertemulah ia dengan seorang manusia dan Ibnu Batutah menjerukan “Annas”. Dari kata tersebut bernamalah pulau tersebut “pulau Nias” sesuai dengan logat bahasa penduduk di pulau.
Pembitjara selandjutnja mendjelaskan bahwa di pulau Nias terdapat Al-Qur’an jang tertua di Indonesia, berusia kira-kira 300 tahun bernama “Qur’an Sawo” dengan kitab sutji mana penduduknja sering mengangkat sumpah.
Dalam menerangkan pengaruh-pengaruh Islam di Nias, diterangkannja bahwa bersunat easul telah mendjadi kebiasaan penduduk, baik jang beragama Islam maupun jang bukan beragama Islam. Dari kira-kira 300.000 penduduk, 23.000 beragama Islam, 30.000 beragama Pachwosa Jesu, 80.000 beragama Kristen dan selebihnja tak beragama.
Perkembangan agama Kristenlah menurut Idris jang pesat madjunja terbuti di tahun 1952 hanja tertjatat 6.000 pengikut dan achir tahun 1958 djumlahnja meningkat mendjadi 80.000.
Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016