in ,

ANTARA Doeloe : Tuna netra Madrid “melihat” sepakbola

Djakarta, 7 Januari 1954 (Antara) – Garmelo Garrada tidak pernah lowong dalam mengikuti pertandingan sepakbola. Terutama ia belum pernah melowongkan suatu pertandingan di Stadion Chamartin, Madrid.

Perketjualian dari Garrada ini dengan beribu-ribu penonton jang menjaksikan pertandingan-pertandingan di sana ialah bahwa ia adalah seorang tuna netra.

Pekerdjaanja sehari-hari ialah mendjual coupon-coupon lotre untuk orang buta di sebuah persimpangan kota Madrid.

Dikatakannja bahwa setiap minggu ia menjaksikan pertandingan sepakbola, apalagi kalau jang bermain adalah kesebelasan dari kotanja sendiri dan untuk kemenangan kotanja, ia ikut “menjaksikan” pertandingan-pertandingan meskipun hudjan, angin ataupun angin ribut.

Kekalahan pemain-pemain dari kotanja ia pun turut menjesal, sebab ia seratus persen asli dari Madrid.  

Sedjak lahir ia sudah tuna netra dan ia adalah anak jang terketjil dari suatu keluarga jang terdiri dari empat orang saudara jang kesemuanja gemar akan olahraga sepakbola.

Dikatakannja bahwa pertandingan-pertandingan pertama kali jang “disaksikannja” ialah sewaktu berumur lima tahun. Dia tidak pernah melihat suatu sepak bola tetapi hanja menjaksikan dengan perasaan.

Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA    

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © ANTARA 2017

What do you think?

Written by virgo

ANTARA doeloe : Lebih bangga jadi tukang sapu daripada rekord tindju jang diperoleh

Keanon pada F4 gunakan nomor Rio Haryanto