Djakarta, 18 Juni 1958 (Antara) – Bekas kapten KNIL Westerling, jang sekitar achir 1946 melakukan pembunuhan2 puluhan ribu rakjat di Sulawesi Selatan dan dalam tahun 1950 gagal dalam usahanja melakukan coup di Indonesia, menurut surat2-kabar Belanda kini gagal pula dalam usahanja untuk mendjadi penjanji tenor sandiwara di Nederland.
Kritikus sandiwara Leo Riemens dalam De Telegraaf pekan jg lalu menjatakan :”Dengan demikian berachirlah experiment tenoral Westerling itu dengan sama sekali tidak terhormat, sebelum dimulai benar2″.
Pertundjukan sandiwara di Gebouw voor Kansten en Wetenschappen di Den Haag pekan jang lalu pada waktu dekan mainnja dengan tiba2 dibatalkan, karena kurang peminatnja.
Alasan lain jang dikemukakan ialah takut timbul “politieke relletjes”. Alasan terachir ini oleh Leo Riemens dianggap tidak dapat diterima.
Menurut kritikus itu, memang Westerling mempunjai suara bagus, dan mungkin dibawah suatu pimpinan jang baik ini dapat diperkembangkan.
Mungkin, sebab dalam pertundjukan jang pertama di Breda kritikus tersebut tidak melihat bahwa Westerling mempunjai kepandaian musik jang diharapkan, sedang ketjakapannja sebagai aktor djauh dibawah ukuran.
Menurut kritikus itu, salahnja terletak terutama pada pemimpinnja. Westerling pun baru mendapat latihan satu tahun, sedang untuk dapat menjanji dan bermain sepatutnja diperlukan latihan kira2 7 tahun. Di Breda itu Westerling bermain dalam “Faust”.
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Ikuti berita dalam topik #
Terkait