Seringnya terjadi hambatan penyaluran logistik di suatu daerah saat ada bencana alam, mengharuskan Pemprov Sumbar mengadakan penambahan lumbung sosial dalam mengatasinya.
Untuk itu, Pemprov Sumbar melalui Dinas Sosial (Dinsos) mengajukan penambahan sebanyak 28 lumbung sosial kepada Kementerian Sosial (Kemensos). Seperti yang diketahui peran lumbung sosial amatlah penting bagi daerah-daerah yang rawan bencana.
“Maka dari itu kami berharap lumbung sosial bisa menjadi solusi berbagai pesoalan logistik yang kerap terjadi saat bencana terjadi,” jelas Kepala Dinsos Sumbar, Arry Yuswandi kepada Padang Ekspres, Selasa (18/10).
Ia menjelaskan, peran lumbung sosial menjadi amat vital. Dimana dalam mitigasi bencana ketersediaan logistik merupakan salah satu elemen penting. Akibat akibat berbelitnya proses birokrasi dan terputusnya akses ke lokasi bencana, membuat seringnya terhambat penyaluran logistik untuk korban bencana. Menurutnya, hal ini dapat berakibat fatal.
Ia mengambil contoh dari peristiwa gempa yang terjadi beberapa waktu lalu. Terbatasnya akses menuju lokasi bencana, membuat pihaknya kesulitan mengirimkan bantuan logistik dari Padang dengan cepat. “Hanya saja, lantaran di sana sudah ada lumbung sosial, persoalan itu dapat teratasi,” katanya.
Dia menyebutkan, saat ini di Sumbar sudah terdapat 10 titik lumbung sosial yang menyebar di dua kabupaten. Diantaranya delapan titik di Kepulauan Mentawai dan dua titik di Kabupaten Solok.
“Karena itu, tahun ini kita kembali mengajukan 28 lumbung sosial yang akan ditempatkan di daerah sepanjang pesisir pantai, yang memang rawan bencana gempa dan tsunami,” terangnya.
Adapun 28 lumbung sosial tersebut ialah 4 titik akan disebar di Kota Padang, 3 titik di Kota Pariaman, tiga titik di Kabupaten Padangpariaman, 15 titik di Kabupaten Pesisir Selatan, dan tiga lumbung di Kabupaten Pasaman Barat.
“Untuk proposalnya sudah kita ajukan ke Kemensos, dan Dirjen Limjamsos, yang membawahi bidang ini, merespons positif permintaan kami. Beliau bilang siap memfasilitasi,” sambungnya.
Arry menjelaskan, lumbung sosial merupakan tempat penyimpanan berbagai keperluan dan logistik tanggap darurat bencana, seperti bahan makanan, tenda, selimut, peralatan dapur, dan sebagainya.
Tidak hanya itu, lumbung sosial adalah upaya pendekatan bantuan darurat bencana di garis terdepan bagi masyarakat terdampak bencana. “Lumbung sosial ini tidak harus dibangun baru. Bisa jadi memanfaatkan bangunan yang sudah ada, seperti kantor wali nagari, rumah ibadah, dan seterusnya,” tutupnya. (cr4)