PADEK.JAWAPOS.COM-Perguruan tinggi swasta (PTS) mendapat ‘pukulan’ cukup berat pada penerimaan mahasiswa baru (PMB) tahun akademik 2023/2024. Jumlah mahasiswa baru yang mendaftar menurun. Untuk itu, PTS meminta kebijakan yang adil dari pemerintah agar keberadaan PTS tetap eksis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Sumbar mengungkapkan bahwa pembukaan gelombang PMB yang diselenggarakan perguruan tinggi negeri badan hukum (PTN-BH) secara terus- menerus, membuat PTS semakin sulit dalam tata kelola lembaga pendidikannya.
Hal itu terungkap dalam pertemuan Ketua APTISI Wilayah X-A Sumbar Dr. Hendri Nofrianto bersama pengurus APTISI Sumbar, kemarin.
Pertemuan ini upaya menyatukan suara dan komitmen seluruh PTS di bawah APTISI wilayah X-A Sumbar yang berjumlah 82 PTS. Mereka akan mendorong pemerintah meninjau kembali pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan oleh PTN-BH, khususnya di Wilayah Sumbar.
“Pendidikan di Sumbar sedang sakit. Sakit menyembilu bagi para penyelenggaranya. Aturan PTN-BH yang tidak diiringi pengawasan dan monitoring dari pemerintah membuat kondisi semakin tidak terkontrol,” ungkap Hendri.
Dijelaskan Hendri, berdasarkan data tahun 2022 dari total lulusan SMA/SMK/MA berjumlah sekitar 40.000 siswa, PTN-BH menyerap sebanyak 17.480 mahasiswa.
Sementara perguruan tinggi lain seperti UIN menyerap 10.430 mahasiswa dan Politeknik (Politeknik Negeri Padang, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Politeknik ATI Padang, dan Politeknik Pelayaran Sumatera Barat) menyerap 5.000 mahasiswa, serta Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang menyerap 1.500 mahasiswa, ditambah dengan jumlah siswa yang berkuliah ke pulau Jawa dan memilih tidak berkuliah.
“Kondisi tersebut semakin mengurangi daya serap penerimaan mahasiswa baru di PTS,” tegasnya.