Amerika Serikat dan Jepang menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tak lama setelah Korea Utara kembali meluncurkan rudal jarak menengah-jauh mereka pada Minggu (14/5), dekat wilayah Rusia. “Tidak ada alasan yang membenarkan tindakan Korut ini. [Uji coba rudal] ini sangat dekat dengan wilayah Rusia. China tak bisa hanya mengandalkan dialog, ancaman ini nyata,” tutur duta besar AS untuk PBB Nikki Haley, Senin (15/5).
Menurut dewan kepresidenan DK PBB yang kini dipegang duta besar Uruguay, pertemuan tersebut dijadwalkan berlangsung pada Selasa (16/5) siang. Uji coba rudal Pyongyang ini merupakan yang kedua dalam dua minggu terakhir, menambah ketegangan di kawasan Asia Timur, bahkan global. Peluru kendali ini diluncurkan dari sebuah pangkalan militer di Kusong, barat laut Korut, menempuh jarak sejauh 700 kilometer sebelum jatuh di Laut Jepang.
Selama berminggu-minggu, pemerintahan Presiden Donald Trump terus menuntut pemberatan sanksi terhadap rezim Kim Jong-un lantaran ambisi program rudal dan nuklirnya kian mengancam keseimbangan keamanan di kawasan. Trump telah mengeluarkan pernyataan singkat, menyerukan sanksi lebih keras terhadap Korut dengan mengatakan, “biarlah provokasi terbaru Korut menjadi seruan bagi seluruh negara untuk menerapkan sanksi yang lebih tegas terhadap Korut.”
Washington bahkan menekan China, sekutu terdekat Pyongyang, untuk bisa lebih berbuat banyak menekan ambisi berbaya tetangga dekatnya itu. “Kim Jong-un dalam keadaan paranoia. Jadi yang akan kita lakukan adalah terus memantapkan pendirian. Dia [Jong-un] benar-benar merasakannya, kita akan terus menekannya entah itu dengan sanksi, pernyataan pers, apapun yang harus kita lakukan,” ucap Nikki.
Sementara itu, juru bicara NATO, Oana Lungescu, menyebut provokasi terbaru Pyongyang ini sebagai pelanggaran mencolok terhadap serangkaian resolusi DK PBB selama ini. “Ini merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional,” katanya, seperti dikutip AFP. Senada dengan Lungescu, juru bicara urusan luar negeri Uni Eropa, Maja Kocijancic, turut mengecam peluncuran rudal tersebut, menganggap aksi terbaru Korut itu kian memperparah ketegangan di kawasan.
LOGIN untuk mengomentari.