Kuala Lumpur (ANTARA News) – Kontingen angkat berat Indonesia untuk pesta olahraga penyandang disabilitas, ASEAN Para Games 2017, berhasil melampaui perkiraan dengan menyabet dua medali emas dalam perlombaan hari pertama yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin.
Dia mengatakan salah satu faktor penyebab kegemilangan itu adalah lawan Indonesia di -41 kilogram putri, yaitu Filipina, menerapkan strategi yang salah.
“Seharusnya mereka menambah berat sedikit demi sedikit karena kalau angkatan pertama sudah goyang, ya, selanjutnya pasti berat. Jadi kami sedikit diuntungkan dengan kesalahan lawan,” tutur Coni.
Adapun Nur Jannah Kamsyah berhasil meraih emas setelah melakukan angkatan terbaik 71 kilogram, jauh dari pesaingnya atlet Malaysia Nurul Rabiatul Adawiyah yang mengangkat 38 kilogram.
Sementara Ni Nengah Widiasih, andalan Indonesia yang juga peraih medali perunggu angkat berat Paralimpiade 2016 di Brazil, sesuai dengan proyeksi bisa merebut emas di kelas -45 kilogram dengan angkatan terbaik seberat 96 kilogram.
Sebagai informasi, turun di kelas itu merupakan pertama kalinya bagi Ni Nengah yang sebelumnya kerap berlaga di kelas -41 kilogram. Angkatan seberat 96 kilogram itu juga melebih angkatannya di ASEAN Para Games 2017 di Singapura, ketika dia masih turun di kelas -41 kilogram, dengan 95 kilogram.
“Strategi pelatih kami sudah tepat. Selain itu, hasil ini lebih karena keyakinan di dalam diri untuk memenangkan pertandingan sebab rekor lawan tidak terlalu jauh dibandingkan saya,” kata Ni Nengah.
Adapun dua emas dari angkat berat membuat perolehan medali Indonesia pada hari kedua ASEAN Para Games ke-9, Senin, menjadi 22 keping.
Setelah tanpa medali emas di hari pertama, Indonesia melaju kencang dengan meraup 11 emas dari renang, sembilan emas dari atletik, dan dua emas dari angkat berat.
Hal itu membuat Indonesia untuk sementara memimpin klasemen perolehan medali, diikuti tuan rumah Malaysia di posisi kedua dengan 18 emas.
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2017