Jakarta (ANTARA/Time) – Terlepas dari asalnya dalam tradisi pagan dan
Nasrani, perayaan Halloween pada masa modern Amerika sering kali murni
perayaan sekuler yang diwarnai dengan kostum hantu dan permen, serta si
labu Jack O’Lantern.
mengunjungi rumah orang-orang kaya dan menawarkan doa bagi anggota
keluarga yang baru meninggal dunia.
Nicholas Rogers, penulis Halloween: From Pagan Ritual to Party Night.
Fakta
lainnya, banyak kostum Halloween inspirasinya berasal dari ritual yang
sama. Misalnya, sering kali pengunjung akan datang memegang lentera yang
dibuat dari lobak yang dilubangi dengan lilin di dalamnya, yang
merepresentasikan jiwa dalam api penyucian.
samaran dan topeng, dan kadang grup kur berdandan dengan kostum calon
pengantin, menggambarkan pernikahan yang akan menghasilkan lebih banyak
kelahiran untuk menambah populasi orang Kristen.
mereka terima, lalu berkembang menjadi acara pesta dan minum-minum di
jalan dan bar.
lama, wajah diwarnai dengan penyumbat minuman yang dibakar, sementara
permainanannya meliputi saling memukul dengan kantung berisi tepung dan
memasukkan kubis ke cerobong asap.
Orang Katolik Irlandia
menghadapi prasangka dari kekuatan penduduk asli di tanah baru mereka,
perayaan ini akhirnya terlepas dari ritual agama dan menjadi budaya
populer.
Ketika para imigran mulai berasimilasi, temuan dokumen koran melaporkan kostum menjadi tren di kalangan siswa abad 19.
sejak itu muncul buku panduan untuk menyelenggarakan perayaan semacam
itu.
Dan
saat suburbanisasi tumbuh tahun 1950an, Trick or Treat berkembang
menjadi jamuan bagi anak-anak seperti yang dikenal saat ini, demikian
menurut artikel yang disiarkan laman Time.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ujang
COPYRIGHT © ANTARA 2017