in

Baharuddin: Pelalawan Darurat Pendidikan

Administrator | Rabu,05 Juli 2017 – 21:13:24 WIB

Dibaca: 261 kali 

PELALAWAN – Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No 17 Tahun 2017 yang baru saja di sosialisasikan oleh Kementerian Pendidikan ternyata berakibat fatal bagi pendidikan di Kabupaten Pelalawan, setidaknya dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2017 ini membuat sekitar 500 pelajar tamat Sekolah Dasar (SD) yang akan melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan.

Menurut Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pelalawan dari Fraksi Golkar, Baharuddin kepada Wartanesia.com mengatakan bahwa saat ini Kabupaten Pelalawan tengah dilanda ‘Darurat Pendidikan’, hal ini terkait adanya temuan di sejumlah sekolah yang tidak bisa menerima peserta lebih dari 11 lokal dan 1 lokal hanya 32 orang.

Dijelaskan Baharuddin, terhambatnya jumlah pelajar ibu merupakan dampak dari diberlakukannya Permendikbud No 17 tahun 2017 itu, sebab ada beberapa aturan yang tidak bisa dilaksanakan di sejumlah daerah dan ini dikarenakan belum lengkapnya fasilitas di sekolah.

“Akibat Permendikbud 17 tahun 2017 ini, kita di Kabupaten Pelalawan bisa terkena dampak darurat pendidikan, sebab kuota sekolah yang bisa menerima peserta didik tidak merata dan biasanya memang berlebih dari aturan yang baru ini,” ujarnya saat kembali dari peninjauan PPDB di sejumlah sekolah.

Menanggapi darurat pendidikan ini, Baharuddin mengaku telah menyampaikan keadaan tersebut pada Wakil Bupati untuk ditindak lanjuti sesegera mungkin, jika perlu dalam minggu ini langsung melapor ke Kemendikbud agar bisa dicarikan jalan keluar. “Kita minta Pemda atau Dinas Pendidikan untuk melaporkan kejadian ini ke Kementerian, agar ada jalan keluar, kalau bisa Kamis ini bisa berangkat, sebab keadaan saat ini sudah bisa dikatakan darurat,” pungkasnya.

Sebelumnya yang mewakili Kadisdik, Mahnizar dalam hearing yang dilakukan bersama DPRD Pelalawan menyebutkan bahwa jumlah sekolah lanjutan masih mencukupi, hanya saja fasilitas seperti angkutan umum ke sekolah-sekolah tidak ada, akibatnya kebanyakan orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah yang berada di Lintas Timur seperti SMAN 1 dan SMPN 1 Pangkalan Kerinci.

“Kalau dihitung, jumlah sekolah dan jumlah pelajar, semua sekolah masih bisa menampung pelajar baru, hanya saja angkutan umum untuk bisa sampai ke Sekolah sangat jarang, makanya orangtua lebih banyak memilih jalan di Lintas Timur, sebab aksesnya lebih dekat di jangkau,” paparnya.(Fadhly)


What do you think?

Written by virgo

Untuk Siapa Aku Bernapas

Ternyata ini Isi Tas yang Dicurigai Bom di Depok