in

Bantu Ekonomi Keluarga,  FT Unsri Bantu Pelatihan dan Alat Pengiris Pisang ke Ibu-ibu RT di Gandus

BP/DUDY OSKANDAR
Tim Program Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya yang diketuai Dr Ir Diah Kusuma Pratiwi, MT foto Bersama ibu-ibu rumahtangga warga RT 02, Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Palembang di Masjid Nurussyafei, Sabtu (12/12) siang

Palembang, BP

Guna membantu ibu rumah tangga dalam membantu ekonomi keluarga, tim Program Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya memberikan pelatihan membuat keripik pisang kepada ibu-ibu rumah tangga warga RT 02, Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Palembang di Masjid Nurussyafei, Sabtu (12/12) siang. Dalam kegiatan tersebut juga diserahkan tujuh alat pengiris pisang kepada kelompok pengrajin.

Ketua Tim Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya Dr Ir Diah Kusuma Pratiwi, MT juga berkesempatan memaparkan cara mengolah dan menggunakan alat pengiris pisang kepada ibu rumah tangga  di RT 02, Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Palembang di Masjid Nurussyafei

Menurut Ketua Tim Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya Dr Ir Diah Kusuma Pratiwi, MT mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu rumah tangga tentang cara membuat keripik pisang sehingga bisa menambah penghasilan keluarga.

“Kita juga berikan alat inovasi pengiris pisang dengan lima mata pisau kepada ibu-ibu warga RT 02. Dimaksudkan untuk menambah penghasilan keluarga,” katanya.

Menurut dia, ibu-ibu rumah tangga sebaiknya menggunakan waktunya dengan kegiatan yang produktif seperti membuat keripik pisang ketimbang mengobrol atau merumpi.

“Ada tujuh alat yang diserahkan kepada kelompok ibu-ibu rumah tangga untuk digunakan membuat keripik. Sebenarnya program ini berakhir kemarin. Tapi kita baru bisa melaksanakannya hari ini,” ujar Ketua Forum Pariwisata dan Budaya (Forwida) Sumsel ini.

Dikatakan dia, setelah pemberian alat tersebut, tim dari Unsri tetap akan memberikan pendampingan kepada kelompok-kelompok baru pengrajin pisang, supaya bisa menjadi pengrajin yang sukses. Pendampingan diberikan, bahkan termasuk untuk urusan pemasaran.

“Walaupun itu sudah di luar program ini, tapi tetap kita berikan sebagai tanggung jawab sosial dari akademisi,” ucapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, alat inovasi pemotong pisang ini bisa dibuat sendiri. Hak patennya sudah diajukan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

“Sudah ada nomor pengajuan paten ke Kemenhumkam. Tapi hak paten itu bukan untuk mendapat royalti. Melainkan supaya masyarakat bisa bikin sendiri. Dan kalau mau bertanya, tahu bertanya ke siapa. Bukan maksud kami untuk berjualan. Kalau masyarakat meminta alat ini, kami berikan. Kalau mau beli, kami menjualnya,” terangnya.

Alat inovasi tersebut, ia melanjutkan, dibuat oleh teknisi dari timnya. Proses pembuatannya makan waktu sehari.

“Ada dua jenis alat potong yang diberikan ke warga. Enam alat manual dan satu alat menggunakan mesin, tapi tetap pakai tenaga manusia. Jadi semi mesin. Alat diputar menggunakan tangan. Mudah diperbaiki dan digunakan,” tukasnya.

Sedangkan  Hasuni, Ketua RT 02 Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Palembang, menyambut baik kegiatan pelatihan membuat keripik pisang ini.

“Saya mewakili warga RT 02 Kelurahan Gandus mengucapkan terima kasih kepada tim dari Unsri. Warga kami dapat ilmu pada hari ini. Semoga bisa diterapkan,” katanya.

Kelompok-kelompok baru pengrajin, ia mengatakan, akan dibina. Mereka bakal menerapkan ilmu yang didapat untuk menambah penghasilan keluarga.

“Di era pandemi Covid-19, ekonomi masyarakat sangat terpukul. Dengan adanya usaha rumahan seperti ini dapat membantu mengangkat kembali perekonomian warga,” katanya.#osk

What do you think?

Written by Julliana Elora

KONI Sulsel: Peran ANTARA begitu penting dalam memotivasi atlet

Pelaku tawuran di Jatinegara menjarah serta merusak bangunan