Pemkab Agam bergerak cepat menyalurkan bantuan logistik kepada korban terdampak bencana longsor di Nagari Tanjungsani, kemarin. Bantuan berupa sembako dan paket darurat dari Dinas Sosial Agam itu, diserahkan Camat Tanjungraya, Handria Asmi didampingi Kabid Linjamsos Dinsos Agam, Arfi Yunanda.
Arfi menyebut, bantuan itu diserahkan untuk lima keluarga terdampak yang saat ini masih diungsikan di lokasi yang aman dari jangkauan longsor susulan. Menurutnya, Dinsos Agam sendiri masih mengkaji kemungkinan pasokan bantuan lain.
“Kita sudah menyiapkan paket bantuan darurat dan siap didistribusikan langsung jika ada musibah yang terjadi. Termasuk akan dikaji pendirian dapur umum seperti yang biasa dilakukan saat bencana terjadi. Terutama melihat perkembangan penanganan dampak bencana yang harus dilakukan tim gabungan,” sebutnya.
Sementara di lokasi kejadian, upaya pembersihan dampak longsor masih terus dilakukan tim gabungan secara manual. Terutama untuk membersihkan rumah warga yang terdampak longsor, ruas jalan yang tertimbun, termasuk saluran irigasi yang dipenuhi material lumpur dan batu-batu.
Seperti diketahui, hujan deras yang mengguyur wilayah Agam, sore hari memicu bencana longsor, Rabu (3/6). Material longsoran merusak lima unit rumah warga dan memutus ruas jalan salingka Danau Maninjau sepanjang 100 meter. Kejadian ini sempat mengakibatkan akses seputar jalur tersebut, lumpuh semalaman.
Informasi yang dihimpun Padang Ekspres, bencana tersebut menerjang kawasan bibir Danau Maninjau, persisnya di Jorong Pantas, Nagari Tanjungsani, Kecamatan Tanjungraya. Tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Hanya saja, sempat membuat lalu lintas warga terganggu dan 17 jiwa terpaksa mengungsi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam, Syafrizal menyebutkan, longsor di Tanjungsani terjadi sekitar pukul 18.00. Dipicu akibat wilayah itu dilanda curah hujan yang cukup tinggi. Hingga Kamis (4/6) pagi, tim siaga bencana dibantu masyarakat setempat masih bahu-membahu membersihkan lokasi.
“Material longsor menutupi akses jalan sepanjang 100 meter dengan ketinggian 40-70 cm. Pembersihan masih terus berlangsung. Jalan baru dapat dilewati kendaraan roda dua sekitar pukul 10.15 WIB,” katanya kemarin.
Data sementara dampak peristiwa itu, lanjutnya, merusak lima unit rumah warga sekitar. Rinciannya, dua unit rumah rusak berat dan tiga unit rumah lainnya mengalami rusak ringan. Sebanyak 17 jiwa terpaksa mengungsi.
Kenagarian Tanjungsani sendiri, diketahui memang kawasan rawan bencana. Kejadian serupa juga sempat melanda nagari tersebut pada 24 April lalu, di bagian wilayah Jorong Galapuang. Tanah longsor bahkan menimbun sebuah pondok warga.
Staf Pusdalops BPBD Agam, Lukman Syahputra mengisahkan, material longsor berpadu bebatuan perbukitan kala itu juga menutupi akses jalan sepanjang 30 meter dengan ketinggian 50 cm. Longsor kali ini, katanya, makin menambah daftar panjang wilayah Tanjungsani dihantam bencana.
“Saat itu, material longsor juga berakibat tersumbatnya aliran irigasi banda Kalumpang sehingga air melimpah ke jalan,” katanya.
Terparah, ketika banjir bandang melanda kawasan tersebut akhir 2019. Puluhan rumah rusak, sarana pendidikan dan rumah ibadah juga dimasuki lumpur. Pemerintah Kabupaten Agam bahkan menetapkan status gawat darurat hingga 15 hari.
Berbagai upaya telah dilakukan sejumlah pihak untuk meminimalisir korban saat bencana alam di daerah itu kembali melanda. Selain pemerintah, jajaran TNI dari Kodim 0304 Agam juga sempat menanam 300 bibit akar wangi untuk mencegah erosi di kaki perbukitan.
Bahkan, Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno saat berkunjung ke lokasi itu telah meminta agar warga bersedia direlokasi. “Salah satu solusi jangka panjang, warga yang masih tinggal di daerah perbukitan dan tepi sungai agar segera pindah ke tempat yang lebih aman sehingga kejadian serupa tak terulang,” katanya.
Bupati Agam, Indra Catri mengaku, wilayah pemerintahannya menjadi langganan bencana. Menurutnya, seluruh kecamatan merupakan daerah rentan. Ketika terjadi cuaca ekstrem, berbagai jenis bencana alam berpotensi menimpa, seperti banjir, tanah longsor, abrasi pantai maupun angin puting beliung.
Khusus untuk warga di Jorong Galapung Nagari Tanjungsani sebagai kawasan zona merah. Untuk itu pihaknya telah menyediakan lahan untuk merelokasi warga ke tanah milik pemerintah daerah di Damagadang.
“Kami memiliki lahan sekitar 8 hektare di Damagadang, dan siap untuk digunakan bagi warga yang terkena banjir bandang. Masyarakat tetap dapat menggunakan lahan yang terkena longsor untuk berkebun,” tuturnya. (p)
The post Bantuan untuk Korban Longsor Agam Disalurkan appeared first on Padek.co.