PESSEL METRO–Seperti baru kemarin para Taruna/i Latsitardanus berada di Negeri Sejuta Pesona, Kabupaten Pesisir Selatan. Namun waktu berputar begitu cepat, hari berganti hari, malam ini malam terakhir bagi para abdi negara itu untuk kembali melanjutkan kegiatan ditempat semula.
Baju loreng, coklat dan abuh – abuh mungkin tidak akan lagi terlihat lagi di empat kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan. Yang sehari – hari menyapa anak – anak, bermain dan bercanda tawa dengan anak – anak. Kenangan dan foto – foto seolah menjadi rasa kangen bersama para taruna / i.
Pelukan dan gendongan para taruna/ i pada anak – anak mungkin tidak mungkin terlihat lagi. Namun, kebersamaan keramah tamaan para taruna/ i masih akan melekat dihati para orang tua. Dan warga.
” Bapisah Bukan Nyo Bacarai”, mengambarkan rasa hati sebagian warga di empat kecamatan, di Kabupaten Pesisir Selatan. Utama para anak – anak, yang setiap hari bermain dengan para Taruna/ i, digendong di peluk para Taruna / i . Karena, malam ini malam terakhir bagi Taruna/ i.
Minuman hangat Teh Telur menjadi salah satu minuman special mengisih dinginnya malam di Posko Latsitarda. Dimana mereka bertugas.
Deburan ombak pantai Carocok Painan, tingginya bukit langkisau menjadi kenangan indah tidak bisa dibayangkan para Taruna / i bisa terulang kembali. Karena tugas berat ada dipundak abdi negara ini.
Tangisan si kecil diantara kesibukan kegiatan Taruna/ i Latsitardanus menambah kenangan tidak bisa dilupakan. Bisa menjadi bagian dari keluarga mereka. ” Bapisah Bukan Bacarai”, itulah mengambarkan perasaan para orang tua pada para Taruna/i Ku”.
Kedekatan para Taruna/ i, dan para pendamping dan warga sudah seperti keluarga atau orang tua kandung bagi para Taruna/ i. Rasa kehilangan, sedih dan bangga bercampur aduk. Mengambarkan apa yang terjadi dilokasi itu.
Berdiri sendiri, mandiri berkreasi dan berinofasi berikan edukasi pada warga dilakukan para Taruna / i. Dengan kemampuan para Taruna/i miliki.
Kopi panas, duduk bersama, bercanda tawa, sarapan pagi lontong bersama ASN mungkin tidak akan terlihat lagi di lingkungan Kantor Bupati Pesisir Selatan. Biasanya selalu terlihat di pagi hari.
Kebanggan dan sejarah berharga bagi Pemda Pesisir Selatan bisa menjadi lokasi Latsitardanus. Saling bertukar cendramata, saling memaafkan menjadi kenangan terakhir di malam itu.
Kapal perang siap menunggu para Taruna/ i dan pendamping Taruna/ i untuk berlayar ke tempat asal. Namun kerja keras mereka akan terukir sepanjang masa di hati masyarakat Pesisir Selatan. Tugu pratasti Latsitarda menjadi saksi hidup, hasil kreasi abdi negara bangsa Indonesia ini.
Para Taruna/ i telah memberikan perubahan. Menjadi tugas berat untuk menjaga dan merawatnya.
Datang kembali, pintu rumah warga Pesisir Selatan terbuka lebar – lebar menyambut hangat para Taruna / i Latsitardanus. Tangan – tangan para Taruna/ i ikut memberikan perubahan pada daerah, ucap Jupri salah seorang tokoh masyarakat Sutera.
Rasa bangga itu Nagari, Kecamatan dan Kabupaten Pesisir Selatan menjadi salah satu lokasi Latsitardanus. (Mario Rosy Wartawan Pos Metro Padang )