Jakarta- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas optimistis investasi di Indonesia akan pulih pada tahun depan hingga mencapai 6,4 persen setelah tahun ini cukup terdampak akibat pandemi COVID-19.
“Kami yakin bahwa di tahun 2021 investasi Indonesia akan mengalami pemulihan dengan pertumbuhan investasi sebesar 6,4 persen sehingga investasi terhadap perekonomian Indoesia akan memberikan kontribusi 31,5 persen,” kata Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia A Widyasanti dalam webinar Outlook Pembangunan 2021 di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan data Bappenas, realisasi investasi pada 2021 ditargetkan mencapai Rp858,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan target realisasi tahun ini yang mencapai Rp817,2 triliun.
Winny, panggilan akrabnya, juga berharap bahwa peranan dari investasi domestik akan terus meningkat degan nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA0 dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari sektor industri pengolahan akan mencapai sektiar Rp270 triliun.
Kontribusi PMDN terhadap total realisasi PMA dan PMDN pada tahun depan ditargetkan mencapai 49,7 persen, meningkat dibandingkan target tahun ini 47,4 persen.
“Tentunya ini akan sangat didukung oleh adanya implementasi dari UU Cipta Kerja serta iklim ketenagakerjaan yang lebih kondusif terhadap investor,” ujar Winny.
Perbaikan iklim usaha untuk investasi yang mendukung sektor prioritas nasional menjadi faktor yang utama dalam pemulihan ekonomi pada 2021. Kepastian hukum berusaha dan investasi diharapkan tercipta seiring implementasi UU Cipta Kerja.
Sementara itu, diharapkan pula adanya iklim ketenagakerjaan yang mendukung iklim investasi. Kemudahan usaha dan investasi juga diwujudkan melalui pelayanan perizinan investasi dengan Online Single Submission (OSS), insentif fiskal dan non fiskal untuk investasi teknologi menengah dan tinggi, dan fasilitasi permasalahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan masalah lainnya.
Winny menambahkan, untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi 5 persen pada 2021 mendatang, dibutuhkan investasi sekitar Rp5.800 triliun hingga Rp5.900 triliun. Mengingat dana pemerintah dan BUMN terbatas, peran swasta menjadi krusial.
Pada 2021, dana pemerintah diproyeksikan akan berkontribusi sekitar 5-7,1 persen dalam investasi, belanja modal BUMN 4,9-8,1 persen, dan masyarakat atau swasta mencapai 84,7-90,1 persen.
“Catatan kami bahwa untuk kebutuhan investasi ini sebagian besar akan dikontribusikan oleh sektor swasta. Dengan demikian sektor swasta memiliki peranan yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian kita di 2021,” ujar Winny.ant/P-4