Jakarta (ANTARA News) – Orang tua yang menyiapkan bekal makan untuk anak sebaiknya memperhatikan keseimbangan dan kelengkapan gizi, seperti kandungan karbohidrat, protein dan serat.
“Yang jadi perhatian untuk bekal itu keseimbangan dan kelengkapan, seperti ada nasi, lauk sayur dan buah,” ujar dosen Jurusan Gizi Poltekkes Malang Fatimah Az-zahra dihubungi di Jakarta, Rabu.
Porsi juga perlu disesuaikan dengan makan siang untuk anak dan tidak berlebihan atau kekurangan.
Berdasarkan AKG, kata Fatimah Az-Zahra, kebutuhan energi anak sekolah usia 7-9 tahun sebesar 1.800 kkal.
Untuk memenuhi porsi, bekal dapat berisi nasi secentong, lauk hewani dan nabati, dapat berupa daging merah satu potong sedang, sayur semangkuk kecil serta buah.
“Daging bisa gantian dengan ikan, jangan setiap hari daging merah. Untuk keragaman makanan. Jangan sampai anak bosan makanan itu-itu saja,” tutur Fatimah.
Ada pun makanan yang digoreng tidak menjadi soal untuk bekal anak karena kebutuhan lemak anak sebesar 35 persen dari 1.800 kkal, lebih besar dari kebutuhan lemak dewasa sebesar 25 persen dari kebutuhan 2.700 kkal.
Selain itu, bekal makanan agak lama dimakan sehingga sebaiknya menghindari makanan gampang rusak yang akan mencemari makanan lainnya serta penataan bekal menjadi penting.
Untuk anak yang pilih-pilih makanan, orang tua dapat menyiasati dengan “menyembunyikan” sayur dengan lauk dalam kreasi-kreasi masakan.
“Itu yang perlu diperhatikan. Misalnya mamah muda bekerja dan menyempatkan menyiapkan bekal biasanya banyak hal yang terlupakan,” ujar dia.
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2017