Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk tetap mempertahankan semangat para pelajar. Salah satunya dengan melakukan perjalanan study tour. Seperti yang dilakukan oleh Pemkab Pasaman Barat (Pasbar) yang memberangkatkan sejumlah siswa berprestasi ke Malaysia.
Pada prinsipnya, tujuan dari kegiatan ini agar para siswa tidak hanya sekadar pergi berlibur. Tetapi mereka hendaknya dapat mengambil pelajaran dari setiap perjalanan yang dilalui.
Apalagi, mungkin saja sebagian besar siswa berprestasi tersebut juga belum pernah keluar negeri, atau menaiki pesawat udara. Sehingga banyak pelajaran yang didapatkan oleh peserta sebelum berangkat dan di sepanjang perjalanan menuju Negeri Jiran.
“Alhamdulillah siswa berprestasi Pasbar mendapat kesempatan untuk menikmati perjalanan study tour ke Malaysia. Rombongan dilepas secara resmi oleh Bupati Pasbar dan jajaran, menuju negeri jiran Malaysia di kantor Bupati, pada hari Senin (5/12) lalu,” ungkap Kadisdikbud Pasbar, Agusli.
Di antara pelajaran penting yang mereka dapatkan adalah, seperti mengetahui tahapan administrasi pengurusan mendapatkan paspor. Cara memasuki ruangan di bandara, proses check in, naik pesawat udara, cara menggunakan peralatan di hotel yang benar, mengetahui proses imigrasi bepergian ke luar negeri dan pelbagai pengalaman lainnya.
Dengan melihat dan melakukan langsung pelbagai tahapan tersebut, diharapkan hasil belajar yang diperoleh lebih bermakna. Tidak sekedar teori, sebagaimana yang umumnya banyak terjadi dalam pembelajaran di pelbagai satuan pendidikan hari ini.
Pembelajaran yang dilalui dari study tour ini juga, hampir sama dengan model pembelajaran berbasis project yang saat ini tengah digencarkan pemerintah pasca Pandemi dua tahun lalu.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim menegaskan, dengan menerapkan model pembelajaran tersebut, dapat memicu kemandirian, kolaborasi, dan kreativitas siswa. Tujuan positif itu jugalah yang kita inginkan bagi seluruh siswa berprestasi ini.
Selain itu, dengan rangkaian pembelajaran berbasis study tour ini juga, siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan menyenangkan. Sebab, mereka terlibat langsung dalam pelbagai proses pembelajaran.
Ini juga akan mempengaruhi hasil belajar yang diharapkan. Jelas akan berbeda hasilnya pembelajaran yang dilaksanakan secara teori saja atau tanpa praktek, dengan pembelajaran yang dilaksanakan secara teori dan praktek.
Pembelajaran akan berkualitas jika para siswa belajar teori, mereka melihat, mendengar, mempraktekkan langsung dan dilaksanakan pada lingkungan yang menyenangkan. Tidak hanya pelajaran penting yang didapat, peserta juga dapat terhibur dengan mengunjungi pelbagai objek wisata di Malaysia.
Untuk itu, sekali lagi, pelaksanaan reward studi tour ke Malaysia yang direncanakan dengan konsep belajar sambil berwisata ini sangat tepat untuk dilanjutkan di tahun depan. Dalam hal ini hendaknya kita juga berterimakasih atas kepedulian Pemerintah Daerah Pasaman Barat yang telah berhasil menyelenggarakan kegiatan ini.
Seperti yang diketahui, Pemda telah menanggung biaya paspor, transportasi, akomodasi, asuransi, biaya swab test, konsumsi, pakaian seragam batik, jaket, dan uang saku 500 ribu rupiah per siswa. Harapannya, kegiatan study tour ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan bumi tuah Basamo.(*)