in

Bergerak Tanpa Bayaran, Murni Kesadaran

ACEHTREND.CO,Bireuen- Massa yang menyemut membuat tiap daun rumput kehilangan kekuasaan atas cahaya matahari yang meredup di sore Selasa (7/2/2017) di lapangan Blang Asan, Peusangan. Didominasi oleh perempuan berjilbab putih berles hijau, lapangan sepakbola itu bergemuruh takbir dan yel-yel.

“Massa datang dari semua kecamatan di Bireuen. Bahkan tidak sedikit yang membawa bekal makanan berupa nasi yang dibungkus. Massa yang didominasi oleh kaum ibu-ibu ingin mendengar langsung tausyiah politik yang disampaikan oleh Ayahanda Tu Sop. Tidak satupun warga yang dibayar,” ujar Mahdi (45) salah seorang korlap.

Ya, lapangan Blang Asan yang digunakan sebagai rapat akbar paslon independen nomor 3 Teungku H. Muhammad Yusuf A. Wahab- dr. Purnama Setia Budi, terasa penuh sesak. Massa meluber sampai ke jalan-jalan. Bahkan tidak sedikit yang memilih bertahan di dalam mobil bak terbuka, karena tidak sanggup lagi menjangkau lokasi acara.

Untuk memgantisipasi macet, polisi dan Dinas Perhubungan Bireun mengalihkan jalur menuju Medan. Andai saja itu tidak dilakukan sungguh kemacetan takkan bisa dihindari.

Panitia mengklaim bahwa tidak ada massa yang dibayar. Hanya mobil yang disewa oleh panitia. “Tidak ada yang dibayar. Semua datang atas kesadaran politik,” ujar Fadhal, salah seorang panitia.

Untuk menguji informasi tersebut, aceHTrend mencoba menggali informasi dari sejumlah peserta kampanye yang diambil secara acak. Hasilnya, semua mengaku tidak dibayar.

“Kalau Bapak wartawan tak percaya, tunggu saja sampai acara ini selesai, nanti lihat saja sendiro,” ukar Halimah (40) warga Jeunib.

“Kami menumpang mobil yang disediakan oleh panitia. Kami tidak dibayar. Ini seluruh rombongan kami tidak ada yang bayar. Kalau tak percaya tanya saja sama yang lain,” ujar Zalikha, salah seorang peserta yang mengaku berasal dari Pandrah.

Informasi serupa juga dibicarakan pleh sejumlah pedagang dadakan yang berjualan di lokasi acara. Walau demikian, omset pedagang dua kali lipat dari biasanya.

“Mandum geupeugah hana geujok peng le Ayah Sop. Karena ureung nyoe galak geuh keu ulama, maka geujak bak kompanye, dan Nstlya Allah han geugese le,” terang salah seorang pedagang.

Pada acara yang dihadiri oleh puluhan ribu massa tersebut serta dihadiri pula oleh ulama kharismatik Aceh, Abu Kuta Krueng, Tu Sop mengatakan bahwa politik tanpa agama akan membawa kehancuran, dan agama tanpa politik, akan lemah.

“Saya mencalonkan diri dari jalur independen tentu merupakan pilihan politik utama. Setelah menimbang berbagai dinamika yang terjadi, maka untuk memuluskan misi memperbaiki kondisi rakyat dan Kabupaten Bireuen, jalur independen adalah jawabannya,” ujar Tu Sop.

Dalam kesempatan itu Tu Sop juga bertanya apakah rakyat akan memperjual belikan suara dengan sogokan. Semua hadirin mengatakan tidak. Tu mengatakan, bila suara sudah diperjualbelikan, maka kondisi rakyat tidak akan pernah maju. Karena dengan semakin mahalnya modal, maka aemakin jauh pula target memenangkan rakyat. []

Sumber foto dari facebook yang tidak terlacak siapa pemotretnya.

Komentar

What do you think?

Written by virgo

Akses Pendidikan Tinggi Lewat Beasiswa LPDP

Ribuan Orang Hadiri Kampanye Akbar Apa Karia