in

Berharap Investasi, Andalkan Konsumsi

Pertumbuhan Ekonomi 2018 Ditarget 5,4 Persen

Komisi XI DPR (membidangi keuangan dan perbankan) mengambil langkah kompromi dengan menyetujui usulan target pertumbuhan ekonomi yang diajukan pemerintah di level 5,4 persen. Meski semula menyebut kelewat ambisius, parlemen menyepakati asumsi yang juga digunakan untuk menghitung postur APBN 2018 tersebut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, selain konsumsi rumah tangga, investasi menjadi salah satu motor pendorong pertumbuhan pada tahun depan. ”Di mana-mana kita akan katakan semua negara yang tumbuh lebih dari 5 persen itu faktor penggeraknya di luar kepercayaan konsumen adalah investasi. Jadi, PMA (penanaman modal asing) dan PMDN (penanaman modal dalam negeri) harus tumbuh 10–15 persen,” katanya di gedung DPR, Jakarta, kemarin (11/9).

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu mencontohkan, pertumbuhan ekonomi RRT dan India berhasil lebih dari 7 persen karena akselerasi investasinya cukup tinggi. Bahkan mencapai double-digit untuk pertumbuhan penanaman modal. Karena itu, pemerintah bakal berupaya memanfaatkan momentum agar investasi bisa tumbuh lebih dari 6 persen.

”Kami sadari mungkin dari asumsi makro ada pandangan bahwa diperlukan kerja sangat keras untuk bisa mencapai asumsi yang menjadi landasan 2018. Memang, butuh kebijakan serta tindakan pemerintah pusat dan pemda untuk perbaiki iklim investasi,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Sri Mulyani, pihaknya siap memberikan insentif perpajakan untuk meningkatkan kepercayaan investor dalam menanamkan modal di Indonesia. ”Yang dilakukan pemerintah melalui paket kebijakan adalah mempermudah prosedur perizinan. Bahkan, kita siap menggunakan insentif fiskal perpajakan,” ujar dia.

Sri Mulyani menuturkan, konsumsi dijaga di angka 5 persen pada tahun depan, tepatnya di angka 5,1 persen. Pihaknya optimistis konsumsi bisa menguat tahun depan selama tidak ada kenaikan administered prices atau harga-harga yang diatur pemerintah. ”Kalau dari sisi harga administered tidak akan berubah, daya beli akan sembuh atau pulih kembali,” jelasnya.

Namun, ada beberapa tantangan terkait dengan target investasi dan konsumsi rumah tangga tersebut. Sri Mulyani menegaskan, untuk mendukung dua aspek pertumbuhan itu, suku bunga kredit harus turun. Dengan perbaikan di sisi suku bunga, kredit investasi diharapkan tumbuh lebih tinggi dari 11–13 persen pada tahun ini menjadi 13–15 persen. ”Ini memang cukup ambisius. Namun, kalau pada 2017 mereka bisa memperbaiki neraca perbankan dan peminjamnya, kita tetap berharap kredit bisa tumbuh,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, penurunan suku bunga bakal memengaruhi pertumbuhan kredit dan menciptakan daya beli yang lebih kuat. Kesempatan kerja pun bisa muncul. Meski hampir seluruh fraksi menyatakan kesepakatannya, Fraksi Partai Gerindra tetap memberikan warning. ”Kalau pemerintah tetap yakin pertumbuhannya 5,4 persen, ya kami persilakan. Tapi, kami Gerindra sudah sampaikan warning-nya. Kalau target pertumbuhan ekonomi tidak tercapai, kami sudah ingatkan,” tegas legislator dari Fraksi Partai Gerindra Kardaya Warnika. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Siapa Mau Bela KPK?

Neo Teologi Bencana